Suara.com - China mengalami tren yang dilakukan oleh anak muda. Salah satunya adalah kaum muda pengangguran membayar perusahaan agar mereka berpura-pura bekerja.
Tren ini sangat populer di kota-kota besar seperti Shenzhen, Shanghai, Chengdu, Nanjing, Wuhan, dan Kunming.
Bahkan, kantor tiruan ini dilengkapi dengan komputer dan ruang rapat. Biaya harian biasanya berkisar antara 30 hingga 50 yuan per jam.
Tidak hanya itu, pekerjaan bohong-bohongan ini juga sudah termasuk makan siang dan camilan.
Adapun, tren ini terungkap ketikan salah satu perusahaan tersebut, Pretend To Work yang didirikan oleh Feiyu.
Perusahaan yang didirikan seorang warga Dongguan berusia 30 tahun. Dia memiliki Ide bisnis mengenai berpura-pura kerja. Hal setelah mengalami pengangguran selama pandemi COVID-19.
Dalam bisnisnya, dia kini menyewakan meja kerja kepada kaum muda yang ingin berpura-pura memiliki pekerjaan.
"Yang saya jual bukanlah meja kerja, melainkan martabat karena tidak menjadi orang yang tidak berguna," ujarnya dilansir News Bytes, Selasa (12/8/2025).
Selain itu, kantor-kantor tiruan ini telah menjadi tempat bagi kaum muda untuk membangun komunitas dan mengerjakan proyek-proyek pribadi.
Baca Juga: Sebanyak 40.800 Lapangan Pekerjaan Telah Hilang, Apa Penyebabnya?
Shui Zhou, seorang mantan pemilik bisnis makanan, membayar untuk menggunakan fasilitas di Perusahaan Pretend To Work.
Ia mengaku merasa lebih bahagia dan lebih disiplin sejak bergabung. Pengguna lain, Xiaowen Tang, menggunakan waktunya di sana sebagai bukti pengalaman magang di universitasnya sambil menulis novel daring.
Feiyu tidak yakin apakah model bisnis "berpura-pura bekerja" akan tetap menguntungkan dalam jangka panjang. Ia melihatnya lebih sebagai eksperimen sosial daripada bisnis tradisional.
Tren ini menyoroti tantangan yang dihadapi kaum muda dewasa dalam menemukan peluang kerja nyata di tengah perubahan ekonomi.
Apalagi, menunjukkan bagaimana mereka menggunakan kreativitas dan komunitas untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.
Sementara itu, Dr. Christian Yao dari Victoria University of Wellington melihat tren berpura-pura bekerja merupakan respons terhadap transformasi ekonomi Tiongkok dan ketidaksesuaian pasar kerja.
Berita Terkait
-
Pengangguran di Amerika Diramal Tembus 247 Ribu
-
OECD Ramal Ekonomi Indonesia Merosot 4,7 Persen, Pengangguran Naik Tipis di 2025
-
Proyeksi IMF Pengangguran RI Tertinggi ke-2 di Asia, Begini Kata Istana
-
Menteri UMKM: Entrepreneur Hub, Solusi Pengangguran dan Akselerasi Ekonomi Rill Kalbar
-
Angka Pengangguran Tinggi, Banyak Gen Z Kepincut Geluti Bidang Ini
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Purbaya Klaim Dana Bantuan Banjir Sumatra Rp 268 Miliar Sudah Cair ke 3 Provinsi
-
Bisnis Tanpa Keamanan Siber Berbasis Use Case Makin Mudah Jadi Sasaran Kejahatan
-
Catatan Buruk Rupiah di 2025: Sempat Tembus Rp16.800, Menjadi Mata Uang Terlemah Kedua di Asia
-
Aplikasi GeoRIMA: Permudah Investor Lacak Sebaran Potensi Minerba dan Gas Bumi di Indonesia!
-
Dana Pengguna Indodax Hilang, Manajemen Buka Suara
-
Harga Pangan Merosot Jelang Akhir Tahun, Ini Daftarnya
-
Purbaya Kaget Dengar Curhat TNI, Mesti Utang demi Perbaiki Infrastruktur Terdampak Bencana
-
Finex and doctorSHARE Dukung Akses Kesehatan di Wilayah Kepulauan
-
Pertamina Gelontorkan 280 Ribu BBM untuk Operasional Genset di Aceh
-
Rupiah Konsisten Menguat, Dolar AS Loyo ke Level Rp16.773