Suara.com - Perum Bulog tidak menampik penyaluran beras murah atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) masih sedikit. Pasalnya, Bulog baru menggolontorkan beras murah sebesar 16.741 ton, padahal pasokannya mencapai 1,3 juta ton.
Direktur Utama, Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menjelaskan masalah utama dalam penyaluran yaitu aplikasi Klik SPHP.
Menurutnya, banyak pedagang yang masih gagap teknologi atau gaptek dengan menggunakan handphone jadul, sehingga tidak terjangkau aplikasi Klik SPHP tersebut.
"Memang satu karena semua ini menggunakan aplikasi (Klik SPHP), namanya ini mohon maaf kan perlu sosialisasi, teman-teman pengecer-pengecer di pasar kan sudah sepuh-sepuh, handphonenya masih jadul, sehingga nggak ada handphone adroid dan sebagainya," ujarnya saat ditemui di Kementerian Koodinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Ahmad Rizal menyebut, Bulog juga telah menjal beras SPHP di gudang-gudangnya untuk mempercepat penyaluran ke masyarakat. Selain itu, Bulog juga menggunakan truk-truknya untuk juga menggelar operasi pangan.
"Namanya kita jualan terbatas ini kan, sampai kita nih jualnya gudang-gudang Bulog yang ada di wilayah itu juga jualan, operasi pasar, bawa truk sampai ke pasar-pasar," imbuhnya.
Untuk diketahui, beras SPHP adalah program pemerintah yang bertujuan menstabilkan harga beras saat tinggi. Adapun, harga SPHP dijual seharga Rp 12.500 per kg atau Rp 62.500 perr 5 kg.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau beras murah masih sedikit. Hal ini yang membuat harga beras di pasaran masih tinggi.
Maka dari itu, Zulhas meminta Perum Bulog untuk segera menggelontorkan beras murah ke pasar ritel maupun tradisional.
Baca Juga: Pemerintah Percepat Penyaluran Beras Murah, Harganya Bisa Turun?
Berdasarkan data panel harga Bapanas, harga beras jenis premium sebesar Rp 15.500 per kg atau masih tinggi dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 14.900 per kg. Sedangkan, harga beras medium juga masih diatas HET sebesar Rp 13.925 per kg, di mana HET sebesar Rp 12.500 per kg.
"Kita meminta agar Bulog mempercepat operasi pasarnya, yang SPHP. Sudah diputuskan kan 1,3 juta ton, memang bertahap , sekarang sudah 2.500 ton. Kalau 2.500 masih sedikit sampai kita menunggu panen gadu," ujarnya di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi
-
Tips dan Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol, Aman untuk Pemula!
-
Danantara Janji Kembalikan Layanan Premium Garuda Indonesia
-
Strategi Bibit Jaga Investor Pasar Modal Terhindar dari Investasi Bodong
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini