Suara.com - Harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan signifikan pada Kamis (14/8/2025), jatuh di bawah level dukungan psikologis $120.000.
Data dari Cointelegraph menunjukkan, Bitcoin diperdagangkan pada harga $118.730, setelah sebelumnya sempat berada di atas angka tersebut.
Penurunan ini terjadi tak lama setelah Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, diwawancarai oleh Fox Business. Dalam wawancara tersebut, Bessent mengonfirmasi bahwa pemerintah AS tidak memiliki rencana untuk membeli Bitcoin tambahan.
"Kami juga sudah mulai memasuki abad ke-21, sebuah cadangan Bitcoin. Kami tidak akan membelinya, tapi kami akan menggunakan aset yang disita dan terus membangunnya," kata Bessent, via CoinTelegraph, dikutip pada Kamis (14/8/2025).
Pernyataan Bessent ini bertolak belakang dengan instruksi eksekutif Presiden Donald Trump sebelumnya. Trump sempat memerintahkan pemerintah untuk mengembangkan "strategi netral anggaran" guna meningkatkan kepemilikan Bitcoin.
Pada bulan April, Bo Hines, anggota Dewan Penasihat Presiden untuk Aset Digital, bahkan menyebut bahwa pemerintah sedang menjajaki opsi pendanaan untuk akuisisi Bitcoin, seperti menggunakan pendapatan dari tarif atau mengevaluasi ulang sertifikat emas Departemen Keuangan.
Penurunan yang terjadi pada hari Kamis ini sungguh ironis, karena hanya beberapa jam sebelumnya, Bitcoin sempat melampaui kapitalisasi pasar Google ($2,4 triliun) dan menjadi aset global terbesar kelima di dunia.
Namun, optimisme tersebut sirna setelah sikap tegas dari Departemen Keuangan AS ini dirilis.
Baca Juga: Harga Bitcoin Diramal Tembus USD 250.000, Robert Kiyosaki: Beli yang Banyak, Jangan Jual
Berita Terkait
-
Wacana Bitcoin sebagai Cadangan Negara Mencuat, Masih Tahap Eksplorasi
-
Wapres Gibran Mau Usulkan Investasi Bitcoin Rp 300 Triliun? Ini Risiko dan Proyeksinya
-
Altcoin Gagal Reli di Tengah Penurunan Bitcoin, Pengamat Minta Investor Waspada
-
Apa Konsekuensi Jika Tidak Bayar Pajak Kripto? Ini Risiko Nyata bagi Para Investor
-
Cara Lapor Aset Kripto di SPT Tahunan agar Tidak Kena Denda Pajak
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak
-
Bukan Bitcoin! Koin Kripto Ini Diprediksi Bakal Meroket Tahun 2026