Suara.com - Sebuah isu panas yang beredar di publik menimbulkan kegaduhan di pasar modal dan langsung direspons oleh CEO Danantara Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani. Isu yang santer beredar menyebutkan bahwa Danantara didorong untuk 'mengambil paksa' 51 persen saham PT Bank Central Asia (BCA) Tbk.
Isu ini seakan mendapat 'bumbu' baru setelah pergerakan saham BCA (BBCA) terpantau jeblok pada perdagangan siang ini. Hingga pukul 13.45 WIB, saham bank milik Grup Djarum ini merosot 0,29 persen ke level Rp 8.475 per lembar.
Menanggapi rumor tersebut, Rosan dengan tegas membantah. Usai menghadiri rapat tertutup bersama Komisi XI DPR di Senayan, Jakarta, ia menepis habis isu tersebut.
“Enggak ada,” jawab Rosan singkat saat ditanya apakah Danantara memiliki rencana untuk mengakuisisi saham mayoritas BCA.
Ketika awak media mencoba meminta konfirmasi lebih lanjut terkait kemungkinan adanya pembicaraan internal soal isu tersebut, Rosan memilih bungkam dan langsung meninggalkan kompleks parlemen.
Untuk diketahui, rumor tersebut dikaitkan dengan skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada krisis moneter 1998. Saat itu, BCA menerima kucuran BLBI sebelum akhirnya sahamnya masuk dalam proses divestasi.
Kini, isu lama tersebut kembali diangkat oleh sebagian pihak, memicu kekhawatiran dan ketidakpastian di pasar. Pergerakan saham BCA yang merosot hari ini menjadi bukti bahwa isu-isu sensitif terkait perbankan dapat dengan cepat mempengaruhi sentimen investor.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB, Tommy Kurniawan, meminta semua pihak berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan publik. Ia menegaskan, jangan sampai isu yang dilempar justru menciptakan kegaduhan dan merusak iklim investasi di dalam negeri.
“Iklim investasi sedang bagus di tengah situasi global yang serba tidak pasti. Karena itu, kita wajib menjaganya dan jangan sampai ada pernyataan yang menimbulkan kegaduhan, terutama terkait sektor perbankan nasional,” ujar Tommy dalam keterangannya.
Baca Juga: Danantara Diisukan Bakal Akuisisi, Saham BCA Jeblok
Tommy juga menilai, para pengamat atau pihak lain tidak seharusnya sembarangan mengaitkan isu lama seperti BLBI dengan BCA. “Pernyataan agar pemerintah mengambil alih saham mayoritas BCA perlu dipertanyakan maksud dan tujuannya. Itu justru bisa mengganggu stabilitas keuangan dan iklim investasi kita,” pungkasnya.
Sebelumnya wacana agar pemerintah mengambil alih paksa saham BBCA digaungkan oleh Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Keuangan Negara (LPEKN), Sasmito Hadinegoro. Ide itu kemudian disambut oleh Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Teknologi DPP PKB Ahmad Iman Syukri.
Wacana pengambilalihan saham BCA oleh negara ini berkaitan dengan masa lalu Bantuan Likuiditas Bank Indonesia pada saat krisis 1998. Peristiwa itu bergulir hingga adanya pelepasan 51 persen saham oleh pemerintah yang saat itu dipimpin Megawati Soekarnoputri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Penggunaan Dompet Digital Makin Luas, Tak Hanya Buat Bayar Makanan dan Belanja
-
Cara Refund Tiket MRT: KMT dan Tiket Digital
-
Harga Minyak Dunia Kembali Mendidih, Gegara Aksi AS Mau Akhir Perang Rusia-Ukraina
-
Riset: Perempuan Berisiko Dua Kali Lebih Besar Kehilangan Pekerjaan Akibat AI
-
GoFood Digitalisasi Ratusan UMKM Kuliner Dalam 5 Menit dengan Aplikasi GoFood Merchant
-
Diburu Purbaya, Pedagang Thrifting Pasar Senen Tuding China Perusak Pasar Produk Lokal
-
Marak Penipuan Online, Trading Kripto Kini Makin Ketat lewat Verifikasi Wajah
-
Dampak BI Rate Terhadap Pergerakan Pasar Saham Hari Ini
-
Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Ini Biang Keroknya
-
Keponakan Luhut Sebut RI Bakal Dibanjiri Investor Asing pada 2026, China Mendominasi