Suara.com - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali mengalami pelemahan di awal perdagangan IHSG BEI, tercatat di angka Rp7.900 atau turun 2,17% pada pukul 09.46 WIB, Senin (1/9/2025).
Meskipun demikian, saham ini menjadi salah satu emiten yang paling banyak ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp1,76 triliun.
Pada penutupan sesi 1, harga saham BBCA sedikit menguat ke Rp8.000. Menariknya, di saat harga sahamnya merosot, BBCA mencatat pembelian bersih (net buy) tertinggi sebesar Rp222,8 miliar, mengindikasikan bahwa para investor justru memanfaatkan penurunan harga untuk mengakumulasi saham.
Untuk diketahui, kinerja fundamental BCA yang sangat solid. Berdasarkan laporan kinerja terbaru, laba bersih (bank only) BCA mencapai Rp34,7 triliun selama periode Januari-Juli 2025, mencatatkan pertumbuhan 10,5% secara tahunan (year-on-year).
Angka ini tidak hanya menunjukkan kekuatan strategi perusahaan, tetapi juga melampaui perkiraan para analis.
Analis Akhmad Nurcahyadi dari KB Valbury Sekuritas menyoroti pencapaian ini, yang disebutnya berada di atas ekspektasi konsensus.
Kinerja laba yang cemerlang ini mendorong tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity atau ROE) hingga 23,3%.
Pertumbuhan laba ini didukung oleh mesin bisnis inti BCA, di mana penyaluran kreditnya tumbuh kuat sebesar 11% secara tahunan, melampaui target manajemen dan tren industri perbankan secara umum.
Kinerja fundamental yang kokoh ini menjadi dasar bagi para analis untuk mempertahankan rekomendasi "buy" pada saham BBCA. KB Valbury Sekuritas mempertahankan rekomendasi ini dengan target harga Rp11.080, mencerminkan estimasi P/B 2025 sebesar 4,8 kali.
Baca Juga: ADRO Lakukan Pengurangan Saham Tercatat di BEI, Ini Dampak dan Alasan di Baliknya
Analis James Stanley Widjaja dari Buana Capital juga merekomendasikan "buy" dengan target harga Rp11.150, melihat potensi kenaikan 33%. Ia menekankan bahwa fundamental bank tetap kokoh meskipun terdapat tekanan pada kualitas aset.
Senada, Erni Marsella Siahaan dari Ciptadana Sekuritas menyebutkan bahwa kinerja BBCA pada semester I-2025 cukup solid, dengan margin bunga bersih (NIM) yang terjaga dan biaya operasional yang terkendali.
Ia juga mempertahankan rekomendasi "buy" dengan target harga Rp11.600 per saham, menilai BBCA sebagai salah satu saham pilihan utama berkat profil laba yang defensif, kualitas aset yang terjaga, dan franchise pendanaan yang terdepan di industri.
Desclaimer: Redaksi Suara.com hanya menyampaikan informasi. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Segala risiko dan keuntungan sepenuhnya ada di tangan pembaca.
Berita Terkait
-
Efek Demo Masih Terasa, IHSG Masih Anjlok di Sesi I ke Level 7.700
-
IHSG Memerah di Awal Sepi, Pemerintah Mohon-mohon Investor Paham Kondisi yang Terjadi
-
IHSG Anjlok, OJK Minta Investor Jangan Percaya Rumor
-
IHSG Ambruk Hingga ke Level 7.500 di Awal Sesi Perdagangan Senin, 657 Saham Kebakaran
-
Ojol Dilindas, Rupiah Terjun Bebas! Demo Anarkis Bikin Pasar Keuangan RI Runtuh?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Guru Besar UGM Prof Nindyo Pramono: Kerugian BUMN Bukan Korupsi, Asal Penuhi Prinsip Ini
-
Pengusaha Logistik Catat Pengiriman Barang Besar Tumbuh Double Digit
-
Suara.com Gandeng Bank Jago, Ajak Guru Cerdas Kelola Finansial dan Antisipasi Hoaks di Era Digital
-
Siapa Pemilik Indonesia Investment Authority? Luhut Usul Dana Rp50 Triliun untuk INA
-
Ripple Labs Siapkan Dana Rp 16 Triliun untuk Borong XRP
-
OJK Catat Nilai Kerugian dari Scam Capai Rp 7 Triliun
-
Biodata dan Karier Thomas Sugiarto Oentoro, Resmi Jabat Wakil Direktur Garuda Indonesia
-
Menkeu Purbaya Beri Diskon PPN 6 Persen untuk Tiket Pesawat Domestik Kelas Ekonomi
-
Mampukah Stimulus BLT Gairahkan Ekonomi Akhir Tahun?
-
Ada BLT Rp300 Ribu Cair Bulan Ini, Siapa Saja yang Berhak Menerimanya?