- Menkeu Purbaya Yudhi Diminta Fokus Berantas Rokok Ilegal Dibanding Naikkan Cukai
- Industri IHT Tertekan Fiskal
- Industri IHT Alami Tekanan dan Berimbas pada PHK
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah dihadapkan berbagai persoalan setelah menjabat sebagai Bendahara Negara. Salah satunya, rencana kenaikan cukai industri hasil tembakau (IHT).
Apalagi, industri IHT kembali terguncang setelah Gudang Garam, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, terpaksa merumahkan sebagian karyawannya. Tekanan fiskal yang semakin berat memicu kekhawatiran publik atas nasib ribuan pekerja yang menggantungkan hidup pada sektor ini.
Pengamat Perpajakan dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Fajry Akbar, menilai pelemahan ekonomi bukanlah faktor utama yang menghimpit industri rokok.
"Penyebab utamanya adalah tekanan fiskal. Hampir tiap tahun terjadi kenaikan tarif cukai yang tidak sebanding dengan peningkatan daya beli. Studi kami menunjukkan, produk hasil tembakau semakin tidak affordable akibat kenaikan tarif yang lebih tinggi dari daya beli masyarakat," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Menurut Fajry, kebijakan fiskal yang agresif justru mendorong pergeseran konsumsi ke rokok ilegal yang jauh lebih murah dibandingkan rokok legal. Kondisi ini menciptakan tekanan berlapis bagi produsen yang selama ini patuh terhadap regulasi.
"Hal ini kemudian menyebabkan pabrikan yang selama ini patuh seperti Gudang Garam harus mengurangi produksinya, yang salah satu konsekuensinya adalah pengurangan tenaga kerja," imbuhnya.
Gelombang pengurangan tenaga kerja tak hanya terjadi di Gudang Garam. Sejumlah perusahaan rokok lain juga mengalami penurunan kapasitas produksi yang berimbas langsung pada pemutusan hubungan kerja (PHK). Mengingat besarnya serapan tenaga kerja di sektor ini, kondisi tersebut dinilai butuh penanganan segera.
Sebagai solusi, Fajry mendukung adanya moratorium kenaikan tarif cukai rokok selama tiga tahun.
"Kalau tujuannya untuk menjaga lapangan kerja maka moratorium kenaikan tarif cukai adalah solusi yang paling tepat," imbuhnya.
Baca Juga: OJK Minta Menkeu Baru Perkuat Koordinasi untuk Dorong Ekonomi Indonesia
Ia menjelaskan, moratorium akan memberi ruang bagi industri untuk mempertahankan kapasitas produksi tanpa terbebani kenaikan tarif berkelanjutan. Lebih jauh, ia menyoroti konsistensi arah kebijakan fiskal dalam RAPBN 2026, di mana pemerintah menyatakan tidak akan menaikkan pajak dan fokus pada peningkatan kepatuhan administrasi.
"Peningkatan kepatuhan seharusnya diterjemahkan dengan pemberantasan rokok ilegal, bukan dengan kenaikan tarif," bebernya.
Fajry menekankan, penegakan hukum terhadap rokok ilegal jauh lebih efektif dalam meningkatkan penerimaan negara dibandingkan dengan terus menaikkan tarif cukai.
"Kalau pertimbangannya adalah penerimaan negara, keberlangsungan industri, dan perlindungan pekerja maka moratorium kenaikan tarif yang disertai dengan penindakan rokok ilegal adalah opsi yang paling tepat," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
ESDM Perkuat Program PLTSa, Biogas, dan Biomassa Demi Wujudkan Transisi Energi Hijau untuk Rakyat
-
Lowongan Kerja PT Surveyor Indonesia: Syarat, Jadwal dan Perkiraan Gaji
-
Profil BPR Berkat Artha Melimpah, Resmi di Bawah Kendali Generasi Baru Sinar Mas
-
BI Sebut Asing Bawa Kabur Dananya Rp 940 Miliar pada Pekan Ini
-
BI Ungkap Bahayanya 'Government Shutdown' AS ke Ekonomi RI
-
Pensiunan Bisa Gali Cuan Jadi Wirausahawan dari Program Mantapreneur
-
Sambungan Listrik Gratis Dorong Pemerataan Energi dan Kurangi Ketimpangan Sosial di Daerah
-
Bank Indonesia Rayu Apple Adopsi Pembayaran QRIS Tap
-
Profil Cucu Eka Tjipta Widjaja yang Akusisi PT BPR Berkat Artha Meimpah
-
Kementerian ESDM Tata Kelola Sumur Rakyat, Warga Bisa Menambang Tanpa Takut