Bisnis / Ekopol
Rabu, 17 September 2025 | 09:00 WIB
Sejumlah pengemudi ojek daring (ojol) melakukan aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (20/5/2025). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc]
Baca 10 detik
  • Pengamat Nilai Aksi Massa Pengemudi Ojol Sah-sah Saja Asal Ada Alasan yang Kuar
  • Driver Ojol yang Tidak ikut Aksi Demo Diharap Tidak Matikan Aplikasi 
  • Aksi Massa Ojol Tuntut Prabowo Copot Menhub Dudy Purwagandhi
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Pengemudi ojek online (ojol) akan menggelar demo akbar pada hari ini, 17 September 2025. Aksi massa ini untuk menuntut Presiden Prabowo Subianto untuk mencopot Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi.

Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menegaskan sah-sah saja jika ada tuntutan driver ojol, mengatasnamakan ojol, asalkan memiliki alasan yang kuat.

"Jika kita lihat tuntutannya memang ada agenda politis yang disematkan dalam aksi demo tersebut, salah satunya mengganti Menteri Perhubungan," ujar Nailul seperti dikutip, Rabu (17/9/2025).

Massa Driver ojek online (ojol) yang tergabung dalam Aliansi Taktis 'Aksi 177' URC Bergerak Bersama menggelar aksi demo di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (17/7/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Sampaikan bagaimana kinerja Menteri yang sekarang, kenapa layak diganti, jangan tiba-tiba minta diganti karena ada kepentingan kelompok atau individu tertentu. Kalo dilakukan secara tiba-tiba, unsur kepentingan politiknya akan sangat terasa sekali," imbuhnya.

Nailul mengatakan, perbedaan pendapat biasa terjadi. Menurut dia, Garda Indonesia boleh saja berpendapat dan mematikan aplikasinya.

Namun, juga harus menghormati kawan-kawan mitra driver yang memilih untuk terus mengaktifkan layanannya.

"Tidak memaksa orang ikut demo juga merupakan sebuah langkah demokrasi. Saya sayangkan ketika ada pemaksaan hingga sweeping mitra yang masih bekerja. Demokrasi sendiri harus dimulai dari langkah awal melakukan demo, jangan langkah awalnya saja tidak pro demokrasi. Maka langkah berikutnya akan semakin salah," imbuhnya

Sebab itu, Nailul berharap agar kepentingan bersama baik aplikator, mitra driver, dan juga konsumen bisa terakomodasi dengan baik sehingga nantinya kebijakan yang dihasilkan tidak merugikan siapa pun.

"Terkait dengan win-win solution, saya rasa kenaikan harga secara wajar dapat dipertimbangkan. Kenaikan harga layanan seperti yang diatur oleh pemerintah ini kan lama tidak naik. Saya rasa jika naiknya 5 persen masih bisa diterima oleh penumpang," katanya.

Baca Juga: Demo 17 September 2025: 5.000 Ojol Bakal Geruduk Istana-DPR, Ini 7 Tuntutan Utamanya

"Driver mendapatkan tambahan pendapatan, aplikator juga pasti akan menyisihkan untuk diskon ke konsumen. Maka ketika ada rencana kenaikan tarif dasar ojek online, saya setuju asalkan kenaikannya masih dalam batas wajar," sambung Nailiu.

Sebelumnya, Raden Igun Wicaksono, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia mengatakan pihaknya akan menggelar demonstrasi ojol pada tanggal 17 September dengan tuntutan agar Presiden Prabowo Subianto untuk mencopot Menteri Perhubungan, Dudy Purwaghandi yang bertepatan pada Peringatan Hari Perhubungan Nasional.

Load More