Bisnis / Ekopol
Sabtu, 20 September 2025 | 07:23 WIB
Setelah Indonesia, Nepal, Filipina, dan Thailand, kini giliran mahasiswa dan Gen-Z Republik Demokratik Timor Leste berdemonstrasi menentang rencana pembelian mobil mewah untuk 65 anggota DPR. [X]
Baca 10 detik
  • Timor Leste dilanda demonstrasi besar yang dipimpin oleh mahasiswa dan masyarakat sipil sebagai bentuk protes terhadap gaya hidup pejabat yang dianggap mewah di tengah kemiskinan.

  • Tuntutan utama para demonstran adalah pembatalan rencana pembelian mobil SUV senilai USD 4,2 juta untuk anggota parlemen dan pencabutan aturan pensiun seumur hidup bagi para mantan anggota parlemen.

  • Demonstrasi berhasil memaksa parlemen membatalkan rencana pengadaan mobil baru dan undang-undang pensiun, meskipun sempat terjadi insiden pelemparan batu dan penembakan gas air mata oleh polisi.

3. Demonstrasi Bikin Parlemen Batalkan Undang-Undang

Setelah demonstrasi, Parlemen merilis pernyataan resmi akan membatalkan undang-undang tersebut setelah bertemu dengan perwakilan demonstran.

“Kalau mereka tidak menepati kesepakatan, kami akan gelar aksi lebih besar,” kata Cristovao Mato (27), salah satu perwakilan mahasiswa.

4. Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Polisi dilaporkan menggunakan gas air mata untuk “menertibkan” para demonstran. Masih menurut AFP, demonstrasi dimulai dengan damai, tetapi polisi bergerak untuk menembakkan gas air mata setelah beberapa demonstran melemparkan batu ke arah gedung parlemen hingga merusak beberapa mobil.

Gas air mata melukai setidaknya empat demonstran, yang dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

Pejabat Polisi Nasional Justino Menezes mengatakan pihak berwenang akan memanggil koordinator demonstrasi untuk menuntut tanggung jawab atas kerusakan tersebut. Padahal, pemerintah sebelumnya menyatakan akan menjamin demonstrasi tetap berjalan dengan aman. 

5. Parlemen Kalah

Menghadapi gelombang protes yang makin besar, parlemen berbalik arah pada Selasa. Mereka menyetujui resolusi untuk membatalkan proses pengadaan kendaraan baru dalam anggaran 2025.

Baca Juga: Football Institute Rilis Survei Kepuasan Suporter dengan PSSI Erick Thohir, Hasilnya Bikin Kaget

Kini Sekretariat Jenderal Parlemen harus mengambil langkah administratif dan perencanaan finansial untuk memanfaatkan mobil yang sudah ada.

Akademi di Timor Leste juga menyebut bahwa banyak orang menilai pejabat publik, khususnya para legislator, tidak hidup dalam kondisi yang sama dengan rakyat biasa, yang kemudian memicu kemarahan.

Sejumlah akun yang menyebut mereka sebagai warga Timor Leste mengaku gerakan ini terinspirasi dari aksi massa di Indonesia pada akhir Agustus lalu.

Meski tidak bisa dikonfirmasi secara valid, aksi ini dapat dipastikan aksi ini sebagai simbol kekecewaan warga terhadap pemerintah.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

Load More