Suara.com - Meski jumlah pelaku UMKM di Indonesia terus meningkat, faktanya tidak sedikit dari mereka yang berhenti beroperasi sebelum genap lima tahun. Produk yang menarik ternyata belum tentu menjamin keberlangsungan usaha. Lalu, di mana letak masalahnya?
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, lebih dari 60 persen UMKM di Indonesia tidak mampu bertahan dalam jangka panjang. Banyak yang berpikir penyebabnya adalah kurangnya modal atau strategi pemasaran, padahal ada faktor lain yang tak kalah penting, yaitu proses produksi yang tidak efisien.
"Awalnya saya pikir kunci usaha hanya di rasa dan kemasan. Tapi setelah permintaan meningkat, saya kewalahan. Produksi jadi lambat, pesanan terlambat, pelanggan pun mulai kecewa," ujar Santi, pelaku UMKM kue kering rumahan asal Bogor, saat ditemui di sebuah pelatihan wirausaha.
Kasus seperti ini tak jarang terjadi. Ketika usaha mulai berkembang, banyak pelaku UMKM yang belum siap secara infrastruktur dan sistem kerja. Proses produksi yang masih sepenuhnya manual sering kali tak mampu mengimbangi lonjakan permintaan. Akibatnya, kualitas menurun dan pelanggan beralih ke kompetitor.
Didit, tim senior dari Jaya Agung Mesin, perusahaan penyedia mesin dan peralatan dapur skala usaha, menyebutkan bahwa banyak pelaku UMKM terlalu fokus pada pemasaran, tapi mengabaikan kesiapan dapur produksi mereka.
"Proses yang lambat dan tidak konsisten bisa jadi bom waktu. Di sinilah peralatan kerja yang tepat bisa membantu mereka tetap efisien, tanpa harus menambah banyak tenaga kerja," jelasnya.
Namun, solusi bukan berarti harus langsung berinvestasi besar. Banyak pelaku UMKM bisa memulai dari alat-alat pendukung produksi yang sesuai dengan kapasitas mereka. Tren penggunaan mesin skala kecil kini semakin meningkat karena lebih hemat waktu dan tenaga, tanpa harus mengorbankan kualitas.
Banyak penyedia peralatan dapur profesional seperti Jaya Agung Mesin menghadirkan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha kecil hingga menengah. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi teknologi tidak hanya milik industri besar, tapi juga bisa dimanfaatkan oleh UMKM yang ingin naik kelas.
Membangun usaha bukan hanya soal apa yang dijual, tapi juga bagaimana cara membuatnya. Karena pada akhirnya, kecepatan, konsistensi, dan efisiensi dalam proses produksi adalah hal yang menentukan apakah sebuah UMKM bisa bertahan atau tidak. ***
Baca Juga: Kopi Toejoean: UMKM Lokal Makin Kuat Bersama Rumah BUMN BRI
Tag
Berita Terkait
-
1.300 UMKM Antusias Ikuti Kompetisi Perdana 'Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas'
-
Hana Bank Mulai Serius Garap UMKM
-
Bye-bye Ganti Aplikasi! Vidio Hadirkan Fitur Belanja di Shopee Sambil Nonton
-
Bank Mandiri Salurkan Rp 31,79 Triliun KUR ke 273.045 UMKM
-
Jamkrindo Berikan Penjaminan Kredit Rp 12,28 Triliun untuk UMKM Jabar
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Lawan Impor Kakao RI, COCO Lakukan Diversifikasi Besar-besaran
-
Surplus Dagang Tembus 5 Tahun Lebih, RI Makin Untung Lawan AS dan India
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat Berkat Inflasi yang Terkendali
-
Harga Beras Anjlok di September, Begini Datanya
-
Inflasi dan Neraca Perdagangan Dorong Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS Hari Ini
-
ADB Revisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Menjadi di Bawah 5 Persen
-
Awal Oktober Merah, IHSG Dihantam Aksi Profit Taking Saham Big Caps
-
Menkeu Purbaya Optimistis Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen
-
Pemerintah Kembali Beri Diskon Gila-gilaan Tarif Angkutan untuk Libur Nataru
-
Kampanye ESG Dimulai dari Lingkungan Kantor, Telkom Gelar Tenant Day