- IHSG dibuka pada level 8.043,82 Kamis (2/10/2025), melemah tipis 0,21% dari penutupan sebelumnya, dan diprediksi menguji support psikologis 8.000.
- Koreksi ini didorong oleh kekhawatiran government shutdown di AS dan net sell asing mencapai Rp737,40 Miliar pada penutupan Rabu. Investor diimbau untuk wait and see.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada level 8.043,82 pada perdagangan hari Kamis, 2 Oktober 2025. Posisi ini mencerminkan pelemahan tipis sebesar 0,21% dari penutupan hari sebelumnya.
Sementara, pengamatan Redaksi Suara.com, IHSG berada di kisaran 8.093 ketika artikel ini ditulis.
Pergerakan indeks hari ini diprediksi akan menguji level psikologis 8.000 di tengah berbagai sentimen dari pasar domestik dan global. Para investor tampak berhati-hati dalam mengambil posisi di awal perdagangan.
Pelaku pasar saat ini fokus terhadap durasi shutdown, dengan data ADP menunjukkan penurunan 32.000 tenaga kerja swasta, sehingga memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Oktober dan Desember 2025.
Dari dalam negeri, PMI manufaktur Indonesia pada September 2025 masih ekspansif di level 50,4, meski turun dari 51,5 pada bulan sebelumnya, ditopang permintaan domestik yang meningkat meski produksi dan ekspor melemah.
Inflasi kembali naik 0,21 persen (mtm) pada September 2025, dipicu kenaikan harga pangan seperti cabai merah dan daging ayam, sehingga inflasi tahunan mencapai 2,65 persen.
Sementara itu, neraca perdagangan mencatatkan surplus besar 5,49 miliar dolar AS pada Agustus 2025, menjadi surplus ke-64 bulan beruntun sejak 2020, ditopang ekspor nonmigas.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 1 Oktober 2025, IHSG terkoreksi sebesar 17,24 poin ke posisi 8.043,82. Level tertinggi yang sempat disentuh IHSG pada hari sebelumnya berada di 8.093,69, sementara level terendahnya di 8.034,25.
Nilai transaksi harian tercatat cukup tinggi, mencapai Rp 24 triliun. Namun, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 737,40 miliar di seluruh pasar.
Baca Juga: Awal Oktober Merah, IHSG Dihantam Aksi Profit Taking Saham Big Caps
- Data Perdagangan IHSG (Penutupan 1 Oktober 2025):Level: 8.043,82
- Perubahan: -17,24 poin (-0.21%)
- Nilai Transaksi: Rp 23,98 Triliun
- Net Sell Asing: Rp 737,40 Miliar
Analisis Penyebab Pergerakan Pasar
Pelemahan IHSG dipengaruhi oleh kombinasi sentimen domestik dan tekanan eksternal. Dari dalam negeri, data inflasi September 2025 yang menunjukkan kenaikan menjadi 2,65% YoY memberikan sedikit tekanan.
Meskipun demikian, neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2025 mencatatkan surplus signifikan sebesar 5,49 miliar dolar AS, menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2022. Angka ini seharusnya menjadi katalis positif, namun sentimen global lebih mendominasi.
Dari sisi eksternal, berita mengenai potensi *government shutdown* atau penutupan pemerintahan di Amerika Serikat menjadi pemberat utama. Kegagalan senat AS mencapai kesepakatan anggaran belanja tahunan menimbulkan kekhawatiran di pasar global.
Selain itu, data ketenagakerjaan dari AS yang menunjukkan pelemahan turut menambah sentimen negatif. Hal ini memberikan gambaran awal mengenai kondisi pasar tenaga kerja di negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Para analis pasar modal memberikan pandangan yang cukup seragam mengenai pergerakan IHSG hari ini. Sebagian besar memproyeksikan indeks akan bergerak dalam tren melemah.
Menurut Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, data ketenagakerjaan AS yang menurun menjadi salah satu faktor yang perlu diwaspadai. Data ini menjadi indikasi awal kondisi ekonomi di sana.
"Data awal untuk mengukur perubahan jumlah pekerjaan di sektor swasta non-pertanian di Amerika memberikan gambaran mengenai kondisi awal pasar tenaga kerja," ujar Nico.
Sementara itu, Investment Advisor Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis, menyoroti berita *government shutdown* di AS sebagai sentimen utama. Secara teknikal, ia melihat adanya potensi IHSG untuk menguji level psikologis 8.000.
Sentimen ini diperkirakan akan membuat investor cenderung mengambil sikap *wait and see*. Pelaku pasar akan menanti data-data ekonomi lebih lanjut sebelum membuat keputusan investasi yang besar.
IHSG hari ini diperkirakan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah, dipengaruhi oleh sentimen global dari AS. Level support psikologis di 8.000 akan menjadi area krusial yang perlu diperhatikan oleh para investor.
Meskipun demikian, fundamental ekonomi domestik yang solid, seperti surplus neraca perdagangan, dapat menjadi penahan agar koreksi tidak terjadi terlalu dalam. Simak terus update saham harian di sumber informasi tepercaya Anda.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
Terkini
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Subholding Gas Pertamina Integrasikan Energi Bersih dengan Pembangunan Desa Berkelanjutan
-
Hendi Prio Santoso dan Kontroversinya, Pernah Tunjuk Diri Sendiri Jadi Wakil Komisaris
-
Menko Muhaimin Tegaskan Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan, Dengar Aspirasi Pekerja Kreatif di NTT
-
Cek NI PPPK di Mola BKN Terkendala Error? Ini Solusinya
-
Isi Revisi RUU P2SK Baru: Pejabat BI Tidak Bisa Diberhentikan, Kecuali Gara-gara Ini
-
IHSG Berbalik Menguat, Cek Daftar Saham yang Cuan Pagi Ini
-
Kilang Minyak Dumai Pertamina Kebakaran, Operasional Terganggu?
-
Alasan Pemerintah Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau di 2026
-
Waduh, Fenomena Galbay di Pinjol Picu Perceraian Pasutri