-
IHSG dibuka menguat, namun cepat berbalik melemah 0,14 persen pagi ini
-
IHSG diprediksi bullish oleh Phillip Sekuritas di tengah kehati-hatian pasar global
-
Indeks Asia melemah akibat sentimen ulang AI dan prospek suku bunga The Fed
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau di awal perdagangan, Jumat 10 Oktober 2025 tapi langsung berbalik arah ke zona merah. IHSG dibuka di zona hijau ke level 8.259.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.05 WIB, IHSG memerah ke level 8.239 atau menurun 0,14 persen.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 2,26 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,78 triliun, serta frekuensi sebanyak 187.800 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 277 saham bergerak naik, sedangkan 218 saham mengalami penurunan, dan 461 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, AALI, ASPI. BBSI, BRPT, BTPN, DATA, GGRM, INDF, INKP, ITMG, JSPT, LIFE.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, AMMN, BBCA, BBNI, BBERI, CBDK, CBRE, CHIP, DCII, EDGE, FILM, INDR, PORT.
Proyeksi IHSG
IHSG diproyeksi bergerak bullish pada perdagangan Jumat (10/10/2025). Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan berada di kisaran support 8.050 dan resistance 8.400, dengan peluang penguatan masih terbuka meski pasar global tengah berhati-hati.
"Secara teknikal, IHSG masih menunjukkan potensi bullish," tulis Phillip Sekuritas dalam riset hariannya, Jumat (10/10/2025).
Baca Juga: Wall Street Loyo, Bursa Saham Asia Berjaya: IHSG Ikut Siapa Hari Ini?
Mayoritas indeks saham di Asia pagi ini dibuka melemah mengikuti pergerakan Wall Street semalam. Investor mengambil jeda untuk menilai ulang optimisme terhadap perkembangan Kecerdasan Buatan (AI) dan prospek pemotongan suku bunga lanjutan oleh bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve).
Harga emas dunia juga turun kembali di bawah USD 4.000 per ons, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) relatif stabil. Kondisi pasar turut dibayangi oleh penutupan sebagian aktivitas pemerintahan AS (shutdown), yang menunda rilis sejumlah data ekonomi penting.
Investor kini lebih fokus menantikan musim laporan keuangan kuartal III-2025 pekan depan untuk menilai kesehatan ekonomi AS serta keberlanjutan ledakan bisnis berbasis AI yang masih menjadi sorotan.
Dari Jepang, data Producer Price Index (PPI) mencatat inflasi di level produsen naik 2,7 persen secara tahunan (yoy) pada September, sejalan dengan bulan sebelumnya dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar 2,5 persen yoy.
Secara bulanan, PPI naik 0,3 persen, berbalik dari penurunan 0,2 persen di Agustus.
Sementara itu, pinjaman bank Jepang tumbuh 3,8 persen yoy, menjadi yang tercepat sejak April 2021 dan menunjukkan peningkatan aktivitas kredit di sektor korporasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Pakar Pangan Menilai Harga Gabah di Masa Pemerintahan Prabowo Menyenangkan
-
Hadirkan Musik Kelas Dunia Melalui Konser Babyface dengan Penawaran Eksklusif BRImo Diskon 25%
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang