-
Inflasi Indonesia kembali naik menjadi 0,21% MoM, mendorong laju tahunan (YoY) mencapai 2,65% (tertinggi sejak Mei 2024), namun inflasi inti melambat menjadi 1,37% YoY, mengindikasikan daya beli masyarakat masih lesu.
-
Sektor consumer staples mencatat kinerja cemerlang (+4,2% MoM) di pasar saham, dipimpin oleh reli saham rokok (HMSP dan GGRM melonjak 55%-68%).
-
Harga minyak dunia anjlok 6% MoM, dan tekanan harga pangan (seperti ayam broiler) mulai mereda.
Suara.com - Kabar terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa inflasi Indonesia kembali mencatatkan kenaikan pada September 2025, mengakhiri tren deflasi pada bulan sebelumnya.
Data BPS mencatat inflasi bulanan (MoM) naik 0,21% setelah sempat deflasi di Agustus. Kenaikan ini mendorong laju inflasi tahunan (YoY) mencapai 2,65%, menjadikannya laju tercepat sejak Mei 2024.
Meskipun inflasi secara keseluruhan menunjukkan peningkatan, komponen inflasi inti (di luar harga emas) justru melambat tipis menjadi 1,37% YoY.
Angka ini mengindikasikan bahwa permintaan domestik masih relatif lesu, khususnya di kalangan rumah tangga berpenghasilan rendah.
Hal ini menjadi sinyal bahwa daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya, meskipun ada kenaikan inflasi yang dipicu oleh faktor-faktor non-inti.
Tekanan Harga Pangan Mereda, Harga Minyak Global Anjlok
Di sektor pangan, tekanan inflasi diperkirakan mulai mereda memasuki Oktober. Harga komoditas utama seperti beras dan minyak goreng terpantau stabil. Bahkan, harga ayam broiler mengalami penurunan signifikan sebesar 7,7% MoM.
Dari sisi global, kabar baik datang dari harga energi. Harga minyak dunia anjlok sekitar 6% MoM, diperdagangkan di sekitar US$64 per barel, setelah kelompok produsen OPEC+ mengisyaratkan rencana peningkatan produksi.
Penurunan harga minyak ini diperkirakan dapat meringankan biaya produksi dan logistik di dalam negeri.
Baca Juga: Inflasi Naik, Biaya Pendidikan Makin Mahal
Sementara itu, di pasar komoditas lunak (soft commodities), tren penurunan harga berlanjut. Harga kakao anjlok 17% MoM karena perbaikan hasil panen di Pantai Gading, produsen utama dunia.
Kondisi ini memberikan dampak positif bagi emiten makanan dan minuman seperti MYOR (Mayora Indah). Sebaliknya, harga gula naik 3,9% akibat kualitas tebu yang melemah di Brasil.
Sektor barang konsumsi (consumer staples) menunjukkan kinerja cemerlang di pasar saham. Pada September, sektor ini mencatatkan kenaikan kinerja 4,2% MoM, jauh melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kenaikan ini dipimpin oleh reli saham rokok setelah pemerintah memastikan tidak ada kenaikan tarif cukai pada tahun 2026.
Keputusan ini memicu lonjakan harga saham dua raksasa rokok, HMSP (HM Sampoerna) dan GGRM (Gudang Garam), yang masing-masing melonjak antara 55% hingga 68% MoM.
Di sisi korporasi, MYOR melaporkan adanya rebound pada penjualan domestik di September, yang mendorong pertumbuhan domestik di level high single-digit untuk Kuartal III 2025.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Kabar Kenaikan Gaji PNS Tahun 2026, Ada 2 Syarat
-
Kementerian ESDM Buka Peluang Impor Gas dari AS untuk Penuhi Kebutuhan LPG 3Kg
-
Bisnis AI Kian Diminati Perusahaan Dunia, Raksasa China Bikin 'AI Generatif' Baru
-
Waskita Karya Rampungkan Transaksi Divestasi Saham Jalan Tol Cimanggis - Cibitung Rp3,28 Triliun
-
Dukung Mitigasi Banjir dan Longsor, BCA Syariah Tanam 1.500 Pohon di Cisitu Sukabumi
-
Magang Nasional Gelombang III Segera Digelar, Selanjutnya Sasar Lulusan SMK
-
Banjir Sumatera Telan Banyak Korban, Bahlil Kenang Masa Lalu: Saya Merasa Bersalah
-
Mulai 2026 Distribusi 35 Persen Minyakita Wajib via BUMN
-
Akhirnya Bebas, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Terima Kasih Profesor Dasco