- Rupiah dibuka melemah ke level Rp16.638 per dolar AS, turun 0,32 persen dari penutupan sebelumnya.
- Sejumlah mata uang Asia juga turut melemah terhadap dolar AS, seperti peso Filipina dan won Korea.
- Bank Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas Rupiah melalui intervensi pasar dan pembelian SBN di tengah ketidakpastian global
Suara.com - Nilai tukar Rupiah dibuka terkoreksi pada pagi ini, Kamis 23 Oktober 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.20 WIB, Rupiah spot ada di level Rp 16.638 per dolar Amerika Serikat (AS).
Mata uang garuda melemah, 0,32 persen dari penutupan sebelumnya Rp 16.585 per Dolar AS.
Sedangkan beberapa mata uang Asia juga terkoreksi terhadap dolar AS.
Salah satunya, Pesso Filipina mencatat pelemahan terdalam yakni 0,34 persen, Won Korea melemah 0,28 persen, Yen Jepang melemah 0,28 persen.
Lalu, Baht Thailand melemah 0,12 persen, Dolar Taiwan melemah 0,13 persen, Dolar Singapura melemah 0,11 persen.
Selain itu Dolar Taiwan melemah 0,11 persen dan Ringgit Malaysia yang melemah 0,03 persen terhadap Dolar AS.
Sedangkan, mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS pagi ini. Dolar Hong Kong menguat 0,04 persen dan yuan China menguat 0,006 persen terhadap Dolar AS.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memastikan bakal menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terkendali.
Baca Juga: Modal Asing Kabur Rp87 Triliun Bikin Rupiah Meriang, Bos BI Buka Suara
Hal ini dalam menghadapi ketidakpastian global yang masih terjadi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar Rupiah pada 21 Oktober 2025 tercatat sebesar Rp 16.585 per Dolar AS, atau menguat 0,45 persen (ptp) dibandingkan dengan level pada akhir September 2025.
Sebelumny, Rupiah sempat melemah pada September 2025 sebesar 1,05 persen (ptp) dibandingkan dengan level pada akhir Agustus 2025 sejalan dengan ketidakpastian yang cukup tinggi.
"Guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, Bank Indonesia menempuh langkah stabilisasi melalui intervensi di pasar spot dan pasar NDF baik di off-shore maupun on-shore (DNDF), serta pembelian SBN di pasar sekunder.," katanya.
Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan tetap stabil didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, tetap baiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Berita Terkait
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Penguatan Rupiah Paling Moncer di Asia
-
Setelah Dua Hari Anjlok, Akhirnya IHSG Menghijau Didorong Penguatan Rupiah
-
Mulai Bangkit, Rupiah Makin Perkasa Lawan Dolar Amerika Serikat
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Harga Emas Galeri 24 Hari Ini: Turun Jauh Dibandingkan Kemarin, Jadi Rp 2,4 Jutaan
-
Genjot Ekonomi Inklusif, BPD Bisa Jadi Motor Pengentasan Kemiskinan
-
Harga Emas Antam Tergelincir Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.321.000 per Gram
-
IHSG Bangkit di Awal Sesi, Ini Deretan Saham yang Menghijau
-
BI Buka Ruang Turunkan Suku Bunga, Ini Alasannya
-
Pelototi Pedagang, Pemerintah Dirikan Satgas Pengendalian Harga Beras
-
Tak Hanya Kebijakan Sesaat, Kalangan Industri Butuh Kepastian Pemerintah Soal IHT
-
Banyak Penipuan, OJK Minta Para Ibu Jaga Rahasia Data Pribadi
-
Anak Usaha Emiten IMPC Gandeng Dua Raksasa Jepang, Ini Targetnya
-
Bos BI : Bank Masih Lamban Turunkan Bunga Kredit