-
Proyek sampah jadi listrik tidak akan ganggu kebutuhan batu bara.
-
Proyek WTE bertujuan capai target EBT PLN 69,5 gigawatt.
-
107 investor, domestik dan asing, antusias garap proyek EBT ini.
Suara.com - Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara, Pandu Sjahrir, menilai proyek sampah jadi listik atau waste-to-energy tidak akan mengganggu kebutuhan batu bara dalam negeri. Terutama sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Menurut dia, batu baru tetap akan incaran perusahaan listrik untuk menjalankan PLTU-nya.
"Batu bara kan selalu base load. Jadi, nggak ada perubahan dari batu bara yang sudah di-contracted," ujar Pandu di Wisma Danantara, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Untuk diketahui, ke depan listrik yang dihasilkan oleh proyek waste-to-energy ini akan dijadikan sumber atau penggerak pembangkit listrik milik PT PLN (Persero).
Pandu menegaskan, proyek waste-to-energy ini hanya semata-mata untuk mencapai target pembangkit listrik energi terbarukan sebesar 69,5 gigawatt dalam sepuluh tahun ke depan.
"Jangan lupa juga ini juga untuk memenuhi yang tadi 69 renewable energy yang ingin dilakukan oleh PLN ke depan," ucap Pandu.
Di lokasi yang sama, Managing Director Investment Dananta, Stefanus Ade, proyek ini bukan untuk mencari untung, tapi untuk menangani masalah penumpukan sampah di kota-kota besar.
Dia memberi contoh, sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang uang bisa diolah untuk proyek waste-to-energy.
"Jadi total sampah yang terkumpul di Bantar Gebang per hari itu 55 juta ton. Jadi sama tadi, kalau 55 juta ton itu dari Bantar Gebang ditarik balik ke Jakarta, itu hampir seluruh Jakarta ketutup," imbuh Stefanus.
Baca Juga: CIO Danantara Pandu Sjahrir Bantah Emiten TOBA Ikut Tender Proyek Waste-to-Energy
Sebelumnya, CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani, mengungkapkan antusiasme luar biasa dari investor global maupun domestik untuk menggarap proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) ini.
Hingga Kamis (16/10/2025), Rosan mengklaim total 107 investor telah mendaftarkan diri untuk terlibat, dengan komposisi yang nyaris seimbang: 53 dari dalam negeri dan 54 dari luar negeri.
"Kami kan sudah membuka proses untuk pendaftarannya. Jadi per hari ini sudah ada 107 pendaftar yang di mana 53 dari dalam negeri, 54 dari luar negeri," kata Rosan usai diskusi di Jakarta.
Investor asing yang mendaftar berasal dari negara-negara yang dikenal memiliki teknologi maju dalam pengelolaan sampah, termasuk China, Jepang, Belanda, Singapura, hingga Jerman. Rosan menegaskan bahwa para pendaftar ini rata-rata adalah pemain-pemain besar di negara asalnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham
-
UMKM Terdampak Banjir Sumatera Dapat Klaim Asuransi untuk Pemulihan Usaha
-
Harga Perak Sempat Melonjak Tajam, Hari Ini Koreksi Jelang Akhir Pekan
-
Danantara Bangun 15.000 Hunian Sementara untuk Korban Banjir Sumatera
-
Viral di Medsos, Purbaya Bantah Bantuan Bencana Sumatra dari Luar Negeri Kena Pajak