Bisnis / Makro
Jum'at, 07 November 2025 | 06:46 WIB
Ilustrasi. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Pertumbuhan ekonomi melambat tipis menjadi 5,04% YoY di 3Q25, dipicu perlambatan investasi dan konsumsi swasta.

  • Perlambatan tertahan berkat lonjakan belanja pemerintah (akselerasi tajam) dan ekspor neto yang melonjak signifikan.

  • Pertumbuhan diprediksi akan rebound ke 5,2%–5,3% di 4Q25.

Suara.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan sedikit perlambatan pada Kuartal III (3Q) 2025.

Data menunjukkan, Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh sebesar 5,04% Year-on-Year (YoY), sedikit melambat dibandingkan capaian 5,12% pada Kuartal II (2Q) 2025. Perlambatan ini membawa pertumbuhan PDB secara Year-to-Date (YTD) atau sembilan bulan pertama tahun 2025 menjadi 5,01% YoY.

Pelambatan pertumbuhan ekonomi di 3Q25 sebagian besar disebabkan oleh melambatnya permintaan domestik, yang turun dari 5,26% YoY menjadi 4,98% YoY. Perlambatan ini dipicu oleh dua komponen utama:

  • Investasi (GFCF): Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (Gross Fixed Capital Formation/GFCF) atau investasi riil dalam PDB melambat signifikan menjadi 5,04% YoY dari 6,99% YoY di kuartal sebelumnya. Perlambatan terjadi pada sektor konstruksi maupun non-konstruksi.
  • Konsumsi Rumah Tangga: Pertumbuhan konsumsi swasta melambat tipis menjadi 4,89% YoY dari 4,97% YoY di 2Q25.

Angka ini menandai delapan kuartal berturut-turut pertumbuhan konsumsi berada di bawah 5%. Analisis menunjukkan, pemulihan ekonomi masih berbentuk 'K-shaped' (pemulihan tidak merata), di mana pertumbuhan konsumsi segmen menengah masih terbilang lambat, hanya mencapai 4,1%.

Dua Penyelamat: Belanja Pemerintah dan Lonjakan Ekspor Neto

Meskipun permintaan domestik melambat, PDB Indonesia berhasil tertahan dari penurunan lebih lanjut berkat dua faktor penyelamat utama:

  1. Belanja Pemerintah: Pengeluaran pemerintah mencatat akselerasi tajam menjadi 5,49% YoY di 3Q25. Angka ini melonjak signifikan setelah sempat terkontraksi sebesar -0,33% pada 2Q25.
  2. Ekspor Neto: Kinerja ekspor neto (selisih ekspor dikurangi impor) melonjak drastis, tumbuh hingga 57,8% YoY di 3Q25, jauh lebih tinggi dibandingkan 8,3% pada kuartal sebelumnya.
     

Analisis, seperti yang dilaporkan BNI Sekuritas, memproyeksikan perlambatan PDB pada 3Q25 hanya bersifat sementara.

Pertumbuhan diperkirakan akan melambung kembali (rebound) dan mencapai 5,2% hingga 5,3% pada Kuartal IV (4Q) 2025.

Optimisme ini didasarkan pada paket stimulus terbaru pemerintah. Stimulus bantuan tunai (cash handout) senilai Rp30 triliun dan paket stimulus ketiga yang baru diluncurkan diperkirakan akan memberikan kontribusi sekitar 0,2 percentage point pada keseluruhan pertumbuhan ekonomi 4Q25.

Baca Juga: Waduh, Vietnam Jadi Pesaing Berat Indonesia untuk Dapatkan Calon Investor

Stimulus ini dihitung berpotensi meningkatkan pendapatan rumah tangga segmen menengah hingga bawah sebesar 5%–10% pada 4Q25, yang dipastikan akan mendorong konsumsi akhir tahun.

Load More