Bisnis / Energi
Jum'at, 28 November 2025 | 19:16 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berduka atas banjir Sumatera. Foto: Permukiman penduduk yang terendam banjir di Desa Teupin Peuraho, Arongan Lambalek, Aceh Barat, Aceh, Kamis (27/11/2025). [ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc].
Baca 10 detik
  • Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan duka atas bencana banjir dan longsor di Sumatera pada 28 November 2025 di Jakarta.
  • Bahlil merasa bersalah sebagai mantan pengusaha industri kayu dan tambang karena tata kelola buruk berdampak pada lingkungan.
  • Kementerian ESDM memperketat AMDAL dan mewajibkan jaminan biaya reklamasi di awal aktivitas pertambangan dimulai.

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan tanggapannya soal bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatera. Bahlil pun menyampaikan rasa prihatin atas banjir dan longsor yang terjadi.

"Karena itu, kita harus memanjatkan doa dan turut berduka cita atas meninggalnya beberapa saudara-saudara kita di wilayah-wilayah yang kena bencana," kata Bahlil dalam pidatonya pada agenda diskusi Aksi Nyata Untuk Bumi Lestari di di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta pada Jumat (28/11/2025).

Dalam kesempatan itu, Bahlil juga menyampaikan rasa bersalahnya. Sebab sebelum menjabat Menteri ESDM, dirinya merupakan pengusaha yang bergerak di industri tambang dan kayu.

"Saya menceritakan sedikit, saya juga merasa bersalah. Karena waktu saya jadi pengusaha dulu, saya kebetulan usaha saya dulunya main kayu sama tambang. Yang semua urusannya pasti tebang pohon," tuturu di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta.

Bahlil pun menyebut bahwa tata kelola pertambangan dan perkebunan yang tidak baik akan berdampak kepada kerusakan lingkungan.

"Atas dasar pengalaman itu, dampaknya sekarang adalah, apa yang terjadi ketika pertambangan, perkebunan tidak ditata dan dikelola secara baik. Maka dampaknya kepada sosial," kata Bahlil.

"Hal ini yang terjadi karena longsor, karena penggundulan hutan, banjir, juga mengalami hal yang sama," sambungnya.

Untuk itu, ketika dirinya ditunjuk sebagai Menteri ESDM, Bahlil mengaku mengupayakan perbaikan tata kelola pertambangan di Indonesia.

"Kami melakukan penataan secara totalitas terhadap proses penambangan yang betul-betul ramah terhadap lingkungan. AMDAL-nya harus sudah diperketat. Karena kalau tidak, ini berbahaya sekali," tegasnya.

Baca Juga: Pemerintah Jamin Stok LPG 3 Kg Tak Langka Selama Nataru

Sejauh ini langkah, lewat kementerian yang dipimpinnya, Bahlil mendorong penataan pertambangan yang komprehensif, salah satunya mewajibkan perusahaan tambang membayar biaya reklamasi terlebih dahulu sebelum aktivitas eksplorasi dimulai.

"Dengan meminta kepada seluruh izin-izin pertambangan agar menjaminkan biaya reklamasinya dulu. Supaya jangan sampai pertambangan selesai terus tinggalkan hutan (yang rusak)," kata Bahlil.

Bahlil menyebut kebijakan itu banyak mendapatkan protes dari para pengusaha. Namun ditegaskannya dirinya tidak akan berkompromi dengan pertambangan yang tidak bertanggung jawab.

"Saya katakan kepada mereka, sudah saatnya tidak boleh pengusaha mengatur negara. Yang mengatur pengusaha adalah negara. Tapi negara juga tidak boleh sewenang-wenang," ujarnya.

Usai acara, ketika dimintai tanggapannya soal isu pertambangan ilegal yang menjadi pemicu longsor dan banjir di Sumatera, Bahlil menegaskan akan memastikannya.

"Nanti kami cek," ujarnya singkat.

Load More