- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyebabkan lonjakan signifikan kebutuhan bahan pangan, terutama telur yang mencapai 2.100 ton pada 17 Oktober 2025.
- Kebutuhan telur diprediksi meningkat hingga 5.000 ton sekali masak seiring target penerima MBG mencapai 82,9 juta orang tahun depan.
- Program ini menuntut perluasan kapasitas peternakan dan peningkatan pasokan komoditas lain seperti gabah dan pisang secara nasional.
Suara.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuat kebutuhan bahan pangan meningkat. Salah satunya, kebutuhan telur yang alami lonjakan untuk penyediaan menu MBG.
Momen paling besar terjadi pada 17 Oktober lalu, saat Presiden Prabowo Subianto berulang tahun dan seluruh SPPG diminta memasak nasi goreng dengan telur ceplok.
Instruksi itu membuat permintaan telur melonjak drastis hanya dalam satu hari. Menurut Dadan, peristiwa tersebut sekaligus menjadi gambaran ukuran operasi program MBG yang kini berjalan di seluruh Indonesia.
"Seperti tanggal 17 Oktober kemarin, ketika ulang tahun Pak Presiden, kita meminta agar seluruh SPPG memasak nasi goreng, telur ceplok, maka di tanggal 17 Oktober, kita membutuhkan 2.100 ton telur," ujar Dadan kepada wartawan, dikutip Selasa (2/12/2025).
Ia mengatakan kebutuhan telur akan melonjak jauh lebih besar seiring peningkatan jumlah penerima manfaat MBG tahun depan. Program ditargetkan menjangkau 82,9 juta orang pada Februari, sehingga permintaan dalam satu kali penyajian nasional bisa mencapai dua kali lipat dari kebutuhan pada 17 Oktober.
"Nah, tahun depan kita butuh 5.000 ton telur sekali masak, ketika kita meminta satu hari seluruhnya makan telur," katanya.
Dadan menilai kondisi tersebut menuntut perluasan kapasitas peternakan nasional. Tanpa penambahan populasi ayam petelur, kebutuhan telur program tidak akan terpenuhi.
"Jadi minimal, untuk telur saja, kita membutuhkan minimal 6 juta indukan baru, untuk bisa menghasilkan telur, yang satu hari akan membutuhkan 82,9 juta butir telur, atau 5.000 ton telur sekali masak," ucapnya.
Selain telur, berbagai komoditas lain juga memiliki kebutuhan sangat besar dalam penyediaan menu MBG. Untuk bahan pokok utama, satu dapur layanan membutuhkan stok gabah yang signifikan setiap bulan.
Baca Juga: Sudah Tersedia 30.000 SPPG, Pendaftaran Dapur MBG Resmi Ditutup
"Jadi satu SPPG itu, Bapak-Ibu sekalian, akan membutuhkan 10 ton gabah kering-giling setiap bulan, itu setara dengan 2 hektar lahan," katanya.
Kebutuhan pisang juga tinggi karena menjadi salah satu komponen menu harian.
"Kemudian akan membutuhkan pisang, satu SPPG satu setengah hektar, karena satu kali masak, satu kali ngasih makan pisang butuh 3.000 pisang, itu artinya 150 sisir, dan itu setara dengan 15 tandan atau 15 pohon," ujar Dadan.
Jika diberikan dua kali sehari, kebutuhan melonjak empat kali lipat dalam satu bulan. "Jadi kalau dua kali ngasih makan pisang, itu artinya kita butuh 30 pohon pisang sekali ngasih makan, dan bulannya 120 pohon pisang, setahunnya 1.440 pohon pisang, atau setara dengan 1.5 hektar pohon pisang," katanya.
Dadan menambahkan mulai terjadi dampak dari tingginya permintaan pisang tersebut.
"Dan sekarang Ibu-Ibu, Bapak sekalian mungkin sudah agak susah mencari pisang, karena diborong oleh SPPG-SPPG di seluruh Indonesia, dan tidak heran kalau banyak petani yang sekarang sudah mulai menanam pisang, yang tadinya pisang tidak pernah diperihara," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
Mentan Klaim Tidak Ada Kekurangan Pangan di Wilayah Bencana Sumatera
-
PPRO Ubah Jajaran Komisaris, Intip Susunan Terbarunya
-
Sudah Tersedia 30.000 SPPG, Pendaftaran Dapur MBG Resmi Ditutup
-
Saham BRMS: Analisis Teknikal dan Aksi Borong Asing
-
Bank Mega Syariah Optimis Bisa Ambil Untung di Tabungan Haji
-
SIPP BPJS Ketenagakerjaan untuk Pencairan BSU 2025
-
Daftar Perusahaan Tambang Emas dan Batu Bara yang Beroperasi di Sumut, Aceh, Sumbar
-
Greenwoods Bidik 4 Proyek Hunian Baru di Tahun 2026
-
Setelah Thrifting, Purbaya Bakal Pelototi Baja hingga Sepatu Impor
-
Katalog Promo Weekday Superindo Mulai Hari Ini Sampai Kamis Besok