Bisnis / Makro
Selasa, 02 Desember 2025 | 17:15 WIB
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. [Suara.com/M Fadil]
Baca 10 detik
  • Kemenkeu mewanti inflasi akhir 2025 akibat cuaca ekstrem yang berpotensi menaikkan harga komoditas pangan secara umum.
  • Inflasi November 2025 melambat menjadi 2,72% YoY, didukung meredanya tekanan pada kelompok pangan bergejolak.
  • Pemerintah mengantisipasi gejolak harga dengan operasi pasar, penguatan stok, dan intervensi harga menjelang Nataru.

Suara.com - Kementerian Keuangan mewanti-wanti terjadinya inflasi jelang akhir tahun 2025 imbas cuaca ekstrem. Hal ini bisa berdampak pada naiknya harga di komoditas pangan.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu mengungkapkan kalau inflasi November 2025 melambat ke 2,72 persen secara year over year (YoY). Angka ini lebih rendah dari Oktober 2025 sebesar 2,86 persen YoY.

Disebutkan kalau ini sejalan dengan meredanya tekanan Volatile Food (VF) yang turun ke 5,48 persen (yoy) dari sebelumnya 6,59 persen (yoy).

Ia menjelaskan, perbaikan ini didukung oleh berbagai langkah stabilisasi harga pangan yang terus konsisten dilakukan sehingga beberapa harga komoditas mulai menurun seperti beras, cabai merah, dan daging ayam.

"Meskipun begitu, Pemerintah terus mengantisipasi terjadinya gejolak harga seiring masuknya musim hujan yang dapat berdampak pada produksi pangan," kata Febrio dalam keterangannya, Selasa (2/12/2025).

Sementara itu, inflasi inti bergerak stabil pada level 2,36 persen yoy yang mencerminkan daya beli masyarakat terjaga. Inflasi Administered Price (AP) pun tetap terkendali rendah meskipun sedikit meningkat menjadi 1,58 persen yoy dari 1,45 persen yoy, dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara seiring bertambahnya permintaan.

Febrio menyebut kalau Pemerintah terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan mendorong daya saing ekspor nasional serta menjaga pasokan domestik, terutama memastikan ketersediaan pangan agar tercipta harga yang stabil.

"Pemerintah terus mencermati dinamika perekonomian global serta menyiapkan langkah untuk terus mendorong peningkatan daya saing produk ekspor nasional, keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam, serta diversifikasi mitra dagang utama melalui berbagai perjanjian perdagangan internasional," beber dia.

Ia melanjutkan, Pemerintah juga terus memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru), termasuk dalam penyediaan untuk mencukupi kebutuhan program prioritas Pemerintah di tengah tantangan gangguan cuaca.

Baca Juga: Kemenkeu Klaim Ekonomi Indonesia Menguat, dari Permintaan Domestik hingga Kinerja Ekspor

"Berbagai langkah dilakukan Pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya gejolak harga akibat cuaca ekstrem, di antaranya melalui operasi pasar, penguatan stok, cadangan pangan, dan intervensi harga," pungkasnya.

Load More