Bisnis / Keuangan
Minggu, 07 Desember 2025 | 19:47 WIB
Karyawan mengecek tumpukan uang tunai di cash pooling Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (1/8/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Uang Primer (M0) Adjusted Bank Indonesia pada November 2025 tumbuh 13,3 persen (yoy) menjadi Rp 2.136,2 triliun.
  • Pertumbuhan M0 Adjusted dipengaruhi oleh kenaikan giro bank di BI dan uang kartal yang diedarkan.
  • BI menyesuaikan M0 Adjusted sejak Januari 2025 untuk mengisolasi dampak insentif likuiditas kebijakan moneter.

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat Uang Primer (M0) Adjusted pada November 2025 tumbuh 13,3 persen (yoy). Laju pertumbuhan bulan ini lebih turun dibandingkan sebelumnya sebesar 14,4 persen (yoy).

Sehingga, uang yang beredar tercatat sebesar Rp 2.136,2 triliun.  

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan perkembangan  ini dipengaruhi oleh pertumbuhan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted sebesar 24,2 persen (yoy) dan uang kartal yang diedarkan sebesar 13,1 persen (yoy).

"Berdasark­an faktor yang memengaruhinya, pertumbuhan M0 Adjusted telah mempertimbangkan dampak pemberian insentif likuiditas (pengendalian moneter adjusted)," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (7/12/2025).

Ilustrasi uang rupiah. [Antara]

Sementara melihat secara tren sepanjang tahun ini, jumlah uang primer yang disesuaikan ini cenderung stabil dari posisi Desember 2024 yang mencapai Rp 2.027,33 triliun. Hanya ada kenaikan 5,37 persen dibandingkan posisi November 2025 yang sebesar Rp 2.136,2 triliun.

Selain itu, M0 adjusted adalah ukuran uang primer yang telah disesuaikan oleh bank sentral. Mengutip laman resmi BI, M0 adjusted menggambarkan perkembangan uang primer yang telah mengisolasi dampak penurunan giro bank di Bank Indonesia akibat pemberian insentif likuiditas. 

Mulai Januari 2025, penyesuaian perhitungan M0 adjusteddilakukan untuk memberikan pemahaman soal perkembangan uang primer dan pengaruh dari kebijakan likuiditas.

Selain itu, uang primer sempat mencatat pertumbuhan bulanan tertinggi sepanjang tahun sebesar 18,6 persen pada September 2025.

Namun angkanya turun jadi 14,4 persen pada Oktober dan kembali melambat jadi 13,3 persen di November.

Baca Juga: Investor Asing Borong Pasar Saham, SBN dan SRBI Rp 14,08 Triliun di Awal Desember

Load More