- Rupiah menguat 0,13 persen pada penutupan Selasa, 9 Desember 2025, ditutup di Rp 16.674 per dolar AS.
- Penguatan rupiah didukung sentimen positif dari kenaikan survei kepercayaan konsumen Indonesia melampaui perkiraan.
- Pergerakan mata uang Asia bervariasi; rupee India menguat terbesar, sementara peso Filipina melemah paling dalam.
Suara.com - Nilai tukar rupiah berbalik menguat pada penutupan, Selasa, 9 Desember 2025. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot pada hari ini ditutup di level Rp 16.674 Amerika Serikat (AS).
Alhasil, rupiah menguat 0,13 persen dibanding penutupan pada Senin yang berada di level Rp 16.697 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp 16.677 per dolar AS.
Selain itu, pergerakan mata uang di Asia bervariasi. Di mana, rupee India menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,14 persen.
Lalu, baht Thailand yang menanjak 0,07 persen dan won Korea Selatan yang terkerek 0,04 persen. Disusul, yuan China naik 0,02 persen. Berikutnya dolar Hongkong menguat tipis 0,004 persen terhadap the greenback pada sore ini.
Selain itu, peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ditutup anjlok 0,44 persen, Diikuti, ringgit Malaysia yang terkoreksi 0,18 persen.
Kemudian ada yen Jepang yang tertekan 0,17 persen dan dolar Singapura yang turun 0,05 persen. Lalu dolar Taiwan terlihat ditutup stabil seperti hari sebelumnya.
Sentimen Rupiah Menguat
Dalam hal ini, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah akan terus berlanjut. hal ini seiring dengan sentimen global dan dalam negeri yang memengaruhi pergerakan mata uang garuda.
Baca Juga: Investor Masih Wait and See, Bikin Rupiah Masih Loyo Bertemu Dolar Amerika
"Rupiah berhasil menguat terhadap dolar AS setelah survei kepercayaan konsumen Indonesia yang naik lebih tinggi dari perkiraan. Indeks dolar AS sendiri terpantau datar," katanya saat dihubungi Suara.com.
Dia memperkirakan rupiah berpotensi kembali menguat apabila data penjualan ritel yang diperkirakan naik bisa sama atau lebih baik dari perkiraan.
"Dolar AS sendiri masih datar, dengan investor cenderung wait and see menantikan FOMC malam harinya. Range Rp 16.600 - Rp 16.700," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
TikTok Hadirkan Fitur Shared Feed untuk Tingkatkan Interaksi Pengguna
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
Terkini
-
PT Minas Pagai Lumber Punya Kaitan Sosok Haji Juragan Kayu, Siapa Pemiliknya?
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
Salah Prediksi, Bahlil Ungkap Biang Kerok Listrik di Aceh Belum Pulih Seluruhnya
-
Terungkap Alasan Sebenarnya di Balik Tiket Susi Air Rp 8 Juta Saat Bencana Aceh
-
Prabowo Bakal Siapkan 6 KEK Baru di 2026
-
5 Daerah Ini Punya UMP Tertinggi Jika Regulasi UMP 2026 Naik 7 Hingga 10 Persen
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
Danantara Keliling Jepang Jaring Investor Buat Program Prioritas
-
Usai Kantongi Pendanaan Rp5,5 Triliun dari BCA, EDGE DC Umumkan Rebranding
-
Gen Z Lebih Pilih Tabungan Digital, Ini Alasannya