- Pemantauan BPN pada Rabu (10/12/2025) menunjukkan harga pangan nasional bergerak beragam dengan beberapa komoditas turun.
- Harga cabai rawit merah mengalami kenaikan signifikan mencapai Rp71.627 per kilogram, berlawanan dengan bawang merah yang anjlok.
- Harga beras di semua jenis mengalami penurunan, sementara daging sapi murni mencatat kenaikan harga tipis pada periode tersebut.
Suara.com - Harga pangan nasional pada hari ini menunjukkan pergerakan yang beragam berdasarkan pemantauan Badan Pangan Nasional (BPN), Rabu (10/12/2025).
Sejumlah komoditas mencatat penurunan harga, sementara beberapa lainnya justru bergerak naik, termasuk kelompok cabai yang kembali mendekati level Rp70 ribu per kilogram.
Cabai rawit merah menjadi sorotan setelah harganya naik Rp1.394 atau 1,91 persen menjadi Rp71.627 per kilogram.
Cabai merah keriting justru bergerak naik tipis sebesar Rp613 atau 0,99 persen menjadi Rp62.665 per kilogram.
Adapun cabai merah besar melemah cukup dalam, turun Rp1.807 atau 3,23 persen ke posisi Rp54.172 per kilogram.
Komoditas bawang turut mencatat tren penurunan. Harga bawang putih bonggol turun Rp1.185 atau 3,14 persen menjadi Rp36.601 per kilogram.
Bawang merah anjlok lebih tajam, turun Rp2.022 atau 4,19 persen menjadi Rp46.208 per kilogram.
Pada kelompok protein hewani, daging sapi murni mengalami kenaikan tipis Rp189 atau 0,14 persen menjadi Rp135.243 per kilogram.
Berbeda dengan itu, daging ayam ras turun Rp483 atau 1,21 persen ke level Rp39.289 per kilogram.
Baca Juga: Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
Telur ayam ras juga terkoreksi sebesar Rp305 atau 0,97 persen menjadi Rp30.981 per kilogram.
Perikanan mencatat pergerakan campuran. Ikan tongkol turun Rp474 atau 1,34 persen menjadi Rp35.973 per kilogram, sementara ikan bandeng turun Rp413 atau 1,15 persen menjadi Rp35.549.
Ikan kembung justru bergerak naik Rp865 atau 2 persen menjadi Rp44.049 per kilogram.
Pada komoditas bahan baku, tepung terigu curah turun Rp51 atau 0,52 persen menjadi Rp9.678 per kilogram.
Tepung terigu kemasan melemah lebih signifikan, turun Rp309 atau 2,37 persen menjadi Rp12.837 per kilogram.
Komoditas minyak goreng juga mengalami penurunan.
Berita Terkait
-
Sekjen Kemendagri Dorong Pemda Kerja Sama dengan Daerah Penghasil: Jaga Harga Pangan
-
Harga Ayam, Beras, Hingga Bawang Merah Melonjak Tinggi Selama Ramadan-Lebaran
-
Harga Cabai Rawit dan Telur Ayam Masih Tinggi Jelang Lebaran, Cek Daftar Pangan Hari Ini
-
Anggota Komisi IV DPR Rajiv Minta Harga Bahan Pokok Stabil Jelang Lebaran
-
Pemerintah Gelar Pasar Murah di 2.158 Titik
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
Terkini
-
Mengenal Teras BRI Kapal, Bank Terapung yang Dinanti Masyarakat Kepulauan
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
BRI Peduli Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Hidrometeorologi Sumatera Barat
-
Duh! Kesepakatan Dagang RIAS Terancam Batal, Trump Sebut Prabowo Mengingkari?
-
Pembentukan Paguyuban Mitra Jadi Kunci Perbaikan Hubungan OjolAplikator
-
Survei BI: Indeksi Keyakinan Konsumen Meningkat, Prospek Ekonomi Cerah?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
PGN Bawa Pasokan Gas Tembus Desa Terisolir di Perbatasan SumutAceh
-
Konflik China-Jepang Mengeras, Indonesia Terimbas Risiko Ekonomi Asia Timur
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat