Bisnis / Energi
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:55 WIB
Ilustrasi Kilang Minyak [ANTARA/HO-PT KPI RU II]
Baca 10 detik
  • Harga ICP November 2025 turun menjadi USD 62,83 per barel karena penguatan Dolar AS dan kekhawatiran kelebihan pasokan dunia.
  • Penurunan harga dipicu rencana peningkatan suplai OPEC dan produksi minyak Non-OPEC dari beberapa negara produsen utama.
  • Faktor lain penurunan harga meliputi potensi gencatan senjata Rusia-Ukraina dan pemotongan harga oleh Arab Saudi bagi pembeli Asia.

Suara.com - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) pada November 2025 mengalami penurunan menjadi USD 62,83 per barel dari USD 63,62 per barel pada Oktober 2025.

Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional diakibatkan meningkatnya nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia.

"Dampak peningkatan nilai tukar Dolar AS tersebut, menyebabkan investor mengalihkan investasi ke pasar uang," ujar Direktur Jenderal Migas Laode Sulaeman di Jakarta yang dikutip, Rabu (17/12/2025). 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas), Laode Sulaeman. [Suara.com/Achmad Fauzi].

Tercatat penetapan harga mentah sebesar USD 62,83 per barel termuat dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 416.K/MG.03/MEM.M/2025 tentang Harga Minyak Mentah Bulan November 2025 yang diterbitkan pada 10 Desember lalu. 

Laode menjelaskan, penurunan ICP bulan November dipicu kekhawatiran kelebihan pasokan minyak mentah dunia, di antaranya kesepakatan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi atau  OPEC yang merencanakan peningkatan suplai Desember 2025 sebesar 137 ribu barel per hari.

Merujuk pada laporan OPEC pada November 2025, produksi minyak mentah Non-OPEC diperkirakan akan meningkat sekitar 900 ribu barel per hari pada tahun 2025 menjadi rata-rata 54,1 Juta barel per hari. 

Peningkatan produksi itu diperkirakan berasal dari Brasil, Kanada, AS, dan Argentina. Sementara minyak mentah OPEC pada bulan Oktober 2025 rata-rata sebesar 43,02 juta barel per hari.

Di sisi lain, International Energy Agency (IEA) melaporkan pada publikasi bulan November 2025, bahwa persediaan minyak global melonjak sebesar 77,7 juta barel atau 2,6 juta barel per hari (dari publikasi bulan sebelumnya sebesar 7.909 juta barel), mencapai level tertinggi sejak Juli 2021.

Pasokan minyak dunia pun diproyeksikan meningkat sebesar 3,1 juta barel per hari pada tahun 2025 dengan rata-rata tahunan sebesar 106,3 juta barel per hari.

Baca Juga: Eksplorasi 'Ladang Hijau' Irak Dibuka: Kesempatan Emas bagi Pertamina di Sektor Hulu Migas

"Faktor lain tersebut yang mempengaruhi penurunan ICP adalah potensi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina yang dipandang dapat meringankan sanksi terhadap Rusia dan meningkatkan pasokan minyak mentah, serta turut menurunkan harga minyak mentah dunia," ujar Laode.

Kemudian, perubahan harga minyak mentah turut dipengaruhi oleh faktor penurunan harga. Arab Saudi, salah satunya, menurunkan harga minyak bagi pembeli Asia pada bulan Desember 2025 dengan rata-rata sebesar USD 1,20-USD 1,40 per barel, sehubungan dengan terpenuhinya kebutuhan pasar seiring peningkatan produksi OPEC. 

Adapun perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada November 2025 dibandingkan Oktober 2025 mengalami penurunan sebagai berikut: 

  • Dated Brent turun sebesar USD1,10/bbl dari USD64,75/bbl menjadi USD63,65/bbl.
  • WTI (Nymex) turun sebesar USD0,59/bbl dari USD60,07/bbl menjadi USD59,48/bbl.
  • Brent (ICE) turun sebesar USD0,29/bbl dari USD63,95/bbl menjadi USD63,66/bbl.
  • Basket OPEC turun sebesar USD0,67/bbl dari USD65,14/bbl menjadi USD64,47/bbl. 
  • Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar USD0,80/bbl dari USD63,62/bbl menjadi USD62,83/bbl.

Load More