Bola / Bola Indonesia
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 16:30 WIB
Patrick Kluivert, didampingi tiga asistennya—Denny Landzaat, Alex Pastoor, dan Gerald Vanenburg—turut hadir dalam laga antara Persija Jakarta dan PSBS Biak di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, pada Minggu (2/2). (ig Patrick Kluivert)
Baca 10 detik
  • Patrick Kluivert resmi berpisah dengan PSSI usai gagal total di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
  • Gerald Vanenburg di bawah tekanan setelah hasil buruk di level U-23.
  • Proyek “sentuhan Belanda” PSSI mulai dipertanyakan efektivitasnya.

Suara.com - Tahun 2025 awalnya disebut sebagai momen revolusi sepak bola nasional. PSSI mempercayakan seluruh level Timnas Indonesia kepada tiga pelatih asal Belanda: Patrick Kluivert di tim senior, Gerald Vanenburg di U-23, dan Frank van Kempen untuk skuad U-20.

Namun seiring berjalannya waktu, proyek “rasa Belanda” ini justru meninggalkan catatan kelam.

Dua dari tiga pelatih yang sudah unjuk gigi—Kluivert dan Vanenburg—belum tak mampu memenuhi ekspektasi tinggi publik sepak bola Indonesia dan pada akhirnya dipecat bersama jajaran staf pelatih lainnya.

Gerald Vanenburg: Harapan U-23 yang Mulai Luntur

Gerald Vanenburg mengawali tugasnya di Timnas U-23 dengan antusiasme besar.

Timnas Indonesia tampil sebagai tuan rumah Piala AFF U-23 2025, dan ekspektasi langsung menggunung. Namun perjalanan Garuda Muda hanya sampai di final setelah tumbang 0–1 dari Vietnam.

Kekalahan itu masih bisa dimaklumi. Tetapi performa buruk di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 menjadi titik balik yang membuat posisi Vanenburg goyah.

Timnas Indonesia finis kedua di Grup J dengan empat poin dari tiga laga—satu kemenangan, satu imbang, satu kekalahan.

Masalah utama ada di lini depan. Gol Indonesia sebagian besar tercipta saat melawan tim lemah seperti Makau (5–0) dan Brunei Darussalam (8–0).

Baca Juga: Patrick Kluivert Jadi Pelatih Tersingkat Timnas Indonesia Pasca Sanksi FIFA

Saat bertemu lawan kuat, produktivitas mereka langsung mandek. Kritik pun bermunculan, menyebut Vanenburg gagal menciptakan sistem serangan yang efisien.

Patrick Kluivert: Harapan Besar yang Berujung Pemecatan

Sementara itu, di level senior, Patrick Kluivert datang dengan reputasi besar dan ekspektasi tinggi. Namun, performa di lapangan jauh dari kata memuaskan.

Indonesia memang sempat mencuri perhatian lewat kemenangan atas China dan Bahrain. Tapi langkah mereka terhenti di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Kekalahan beruntun dari Arab Saudi (2–3), Irak (0–1), Australia (1–5), dan Jepang (0–6) memperlihatkan betapa rapuhnya sistem permainan yang dibangun Kluivert.

Dari tujuh laga kompetitif, Indonesia hanya mencetak lima gol—sebuah indikator jelas bahwa lini depan Garuda masih tumpul di bawah kepemimpinannya.

Load More