Entertainment / Gosip
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 16:03 WIB
Ibnu Jamil buka suara soal pemecatan Patrick Kluivert (Instagram)
Baca 10 detik
  • Harga mahal pemecatan Kluivert adalah hilangnya tiket Piala Dunia.
  • Nama besar seorang pelatih bukanlah jaminan sebuah kesuksesan mutlak.
  • Pelatih Timnas selanjutnya tidak harus selalu berasal dari Belanda.

Suara.com - Aktor sekaligus pengamat sepak bola, Ibnu Jamil memberikan tanggapan tajam terkait pemecatan Patrick Kluivert dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Kamis (16/10/2025), Ibnu Jamil menyebut keputusan ini harus dibayar dengan harga yang sangat mahal, bukan hanya dari segi finansial.

Menurutnya, biaya terbesar yang harus ditanggung Indonesia adalah hilangnya kesempatan bersejarah untuk lolos ke Piala Dunia 2026.

"Patrick Kluivert dipecat, ini adalah harga yang sangat mata mahal untuk mendatangkan dan juga memulangkan Patrick Kluivert beserta jajarannya," ujar Ibnu Jamil dalam videonya.

"Mahal banget cuy, ini bukan masalah kontraknya tapi peluang Indonesia yang tinggal selangkah lagi untuk masuk Piala Dunia 2026," lanjutnya dengan nada tegas.

Meski menyayangkan kegagalan tersebut, Ibnu Jamil mengajak semua pihak untuk segera move on dan mengambil pelajaran berharga.

Ia menekankan bahwa reputasi dan nama besar seorang pelatih tidak selalu menjadi jaminan kesuksesan.

"Tapi, yasudahlah kita move on aja. Semoga ini bisa jadi referensi federasi untuk mendatangkan pelatih berikutnya, pelajaran berharga banget, nama besar itu gak selalu jaminan," jelasnya.

Baginya, rekam jejak dan kinerja nyata jauh lebih penting sebagai tolok ukur dalam memilih arsitek tim nasional di masa depan.

Baca Juga: Niat Protes Konten Trans7, Ratusan Santri Malah Demo di Depan Transmart Jember

"Gue lebih suka hasil akhirnya atau kinerjanya atau track record-nya. Itu jauh lebih penting ketimbang nama besar," tambah Ibnu Jamil.

Lebih lanjut, ia juga memberikan masukan agar PSSI tidak terpaku pada pelatih asal Belanda.

Dengan semakin banyaknya pemain Timnas Indonesia yang berkarier di luar negeri (abroad), ia yakin para pemain sudah mampu beradaptasi dengan berbagai gaya kepelatihan dari negara mana pun.

"Buat gue juga untuk pelatih berikutnya gak harus dari Belanda. Karena, pemain Timnas Indonesia udah banyak yang abroad, udah banyak yang main di klub luar," katanya.

Ibnu Jamil percaya para pemain Garuda kini memiliki mentalitas profesional yang bisa mengatasi perbedaan budaya dan bahasa dengan baik.

"Mereka bisa men-translate itu dengan baik, meskipun ada perbedaan budaya, bahasa. Tapi, gue yakin mereka pasti bisa, sehingga gue berpikir gak harus dari Belanda," tegasnya.

Load More