- Rekam jejak Kapadze di Uzbekistan sangat impresif: delapan laga tanpa kalah.
- Gaya mainnya agresif, fleksibel, dan memberi ruang besar bagi pemain muda.
- Namanya dikaitkan sebagai calon pelatih Timnas Indonesia, kerap dibandingkan dengan Shin Tae-yong.
Suara.com - Nama Timur Kapadze tiba-tiba menjadi sorotan di sepak bola Indonesia. Setelah resmi mundur sebagai asisten pelatih Uzbekistan, sosok berusia muda itu langsung dikaitkan dengan kursi pelatih Timnas Indonesia.
Keputusan mundurnya dinilai cukup mengejutkan karena datang saat performa White Wolves sedang menanjak.
Isu Kapadze ke Timnas Indonesia makin kuat setelah beredar kabar bahwa PSSI telah menyusun lima kandidat pelatih untuk menggantikan posisi yang kosong, dan mantan pelatih Uzbekistan U-23 itu disebut-sebut termasuk dalam daftar.
Salah satu alasan namanya cepat mencuat adalah karena gaya latihannya kerap disandingkan dengan Shin Tae-yong.
Bukan hanya karena keberaniannya memainkan talenta muda, tetapi juga karena ia dikenal dekat dengan pemain dan memiliki pendekatan taktis yang modern.
Kapadze mulai dipercaya menangani skuad Uzbekistan pada Januari 2025.
Dalam periode singkat itu, ia tidak tersentuh kekalahan dari delapan pertandingan, meraih lima kemenangan dan tiga hasil imbang.
Timnya mencetak 13 gol dan hanya kebobolan lima kali, menghasilkan rata-rata 2,25 poin per laga.
Di tangan Kapadze, Uzbekistan tampil dengan identitas baru: formasi 4-3-3 yang agresif dengan dominasi penguasaan bola.
Baca Juga: Indra Sjafri Bantah Marselino Ferdinan Hingga Adrian Wibowo Ikut SEA Games 2025
Ia juga terkenal berani merombak tim, melakukan rotasi hingga 35 pemain demi mempercepat proses regenerasi.
Fleksibilitas taktik menjadi salah satu keunggulan Kapadze. Selain 4-3-3, ia kerap mengubah sistem ke 3-4-3 atau 4-2-3-1 tergantung karakter lawan.
Perubahan itu membuat serangan Uzbekistan lebih variatif tanpa membuat lini belakang rapuh saat transisi.
Salah satu ciri khas Kapadze adalah keberaniannya mengorbitkan pemain muda.
Nama-nama seperti Abbosbek Fayzullaev dan Abdurauf Buriev menjadi simbol filosofi tersebut.
Baginya, regenerasi bukan sekadar wacana, tapi harus diterapkan lewat menit bermain.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
-
10 Mobil Bekas Pilihan Terbaik buat Keluarga: Efisien, Irit dan Nyaman untuk Harian
-
Penyebab Cloudflare Down, Sebabkan Jutaan Website dan AI Lumpuh
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
Terkini
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal Menang di Dua Uji Coba Kontra Mali, Apa Saja PR-nya?
-
Indra Sjafri: Timnas Indonesia U-22 Butuh Ivar Jenner di SEA Games 2025
-
Timnas Indonesia U-22 Terancam Pincang di SEA Games 2025 Gegara Aturan FIFA
-
6 Tim yang Perebutkan Tiket ke Piala Dunia 2026 Via Playoff Antarbenua
-
Lolos ke Piala Asia 2027, Pelatih Singapura Berterima Kasih kepada Guru Penjas
-
Daftar Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Dipulangkan Indra Sjafri Usai Uji Coba Lawan Mali
-
Ivar Jenner Temukan Strategi Bermain untuk SEA Games 2025
-
Gerald Vanenburg Bikin Publik Tersentuh, Tuntaskan Mimpi Putrinya yang Berpulang
-
Bawa Singapura ke Piala Asia setelah 41 Tahun, Striker Keturunan Pacitan Semringah
-
Sejarah Sepak Bola Curacao, Dirusak Patrick Kluivert Kini Lolos ke Piala Dunia 2026