Bola / Bola Indonesia
Jum'at, 21 November 2025 | 16:39 WIB
Timur Kapadze resmi mundur dari jabatan asisten pelatih timnas Uzbekistan untuk mencari tantangan baru. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Timur Kapadze, eks pelatih Uzbekistan yang baru mencetak sejarah, berada di Jakarta untuk kunjungan pribadi.
  • Kapadze secara terbuka menyatakan sedang mempelajari kultur masyarakat Indonesia yang dianggapnya sangat ramah.
  • Kedatangan Kapadze muncul saat dirinya menjadi salah satu kandidat serius pelatih Timnas Indonesia oleh PSSI.

Suara.com - Sebuah penampakan di Masjid Istiqlal sukses mengguncang jagat maya sepak bola Indonesia. Sosok itu adalah Timur Kapadze, pelatih yang baru saja mengukir sejarah bersama Uzbekistan. Secara resmi, ia berada di Jakarta untuk kunjungan pribadi.

Namun, di tengah panasnya perburuan kursi pelatih Timnas Indonesia, kedatangannya terasa bukan kebetulan.

Lantas, apa misi sebenarnya di balik perjalanan 'pribadi' sosok yang baru saja mengundurkan diri dari kursi asisten pelatih Fabio Cannavaro di Uzbekistan? Sinyal pertama datang dari mulut Kapadze sendiri.

Di balik bantahan normatif bahwa kunjungannya tidak terkait PSSI, terselip sebuah pengakuan yang jauh lebih menarik.

"Saya mulai pelajari tentang negara, terutama orangnya dan masyarakatnya," kata Kapadze kepada awak media.

Pengakuan ini bukan sekadar basa-basi. Ini adalah indikasi kuat bahwa Kapadze sedang melakukan 'penjajakan senyap'.

Seorang pelatih sekaliber dirinya, yang baru saja membawa negaranya lolos ke Piala Dunia untuk pertama kali, tidak akan membuang waktu mempelajari kultur sebuah negara tanpa alasan yang sangat serius.

Apakah mungkin kedatangannya adalah untuk memahami "medan pertempuran" yang akan ia hadapi jika benar-benar menukangi skuad Garuda.

Ia ingin tahu segalanya: fanatisme suporter, tekanan media, hingga atmosfer sosial dan spiritual—yang mungkin menjadi alasan mengapa ia memilih salat Jumat di Istiqlal.

Baca Juga: Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?

"Meskipun saya singkat sekali (di sini) tapi masyarakat Indonesia sangat ramah dan saya merasa sangat dihormati," sambungnya, seolah memberikan laporan awal dari hasil 'penjajakannya'.

Kunjungan ini juga bukan kontak pertamanya dengan Indonesia. Ia mengenang pernah singgah di Jakarta pada 2009 sebagai pemain.

Kini, 16 tahun kemudian, ia kembali dengan status yang jauh berbeda: dianggap sebagai salah satu dari lima kandidat pelatih Timnas yang sedang ditimang-timang PSSI, bersaing dengan nama-nama seperti Bojan Hodak dan Heimir Hallgrimsson.

Jadi, meskipun belum ada negosiasi resmi di atas meja, semua jejak yang ditinggalkan Timur Kapadze di Jakarta—mulai dari kunjungannya ke Istiqlal hingga pengakuannya yang mendalam—seolah menjadi jawaban.

Ini bukan kunjungan biasa. Ini mungkin adalah misi seorang calon pelatih yang sedang menimbang-nimbang cocok tidaknya dia menukangi skuad Garuda.

Load More