-
PSSI lirik John Herdman, eks pelatih Kanada Piala Dunia 2022.
-
Taktik Herdman fleksibel, adaptif, dengan formasi 3-4-3 dominan.
-
Kanada sukses di bawah Herdman berkat serangan dinamis dan pertahanan solid.
Dalam skema tiga bek, seorang gelandang tengah seperti Eustáquio akan turun mendekat ke belakang, menciptakan struktur 3+1 yang memudahkan sirkulasi bola tim.
Pada pola empat bek, salah satu gelandang juga seringkali bergerak ke belakang untuk menciptakan keunggulan jumlah pemain.
Pergerakan bola dilakukan dengan sangat cepat dan terarah secara progresif, terutama ditujukan ke sektor sayap lapangan.
Umpan-umpan vertikal atau diagonal yang dilepaskan oleh Eustáquio menjadi senjata vital untuk membongkar rapatnya blok pertahanan tim lawan.
Serangan Kanada dibangun melalui berbagai variasi pergerakan yang dinamis dan sulit dibaca oleh tim lawan.
Bintang utama tim, Alphonso Davies, menjadi pusat kreasi serangan, bergerak leluasa dari sisi kiri ke kanan untuk memancing para pemain bertahan lawan keluar dari posisinya.
Selain Davies, peran penting juga diemban oleh wing-back seperti Adekugbe dan Laryea yang aktif melakukan penetrasi.
Mereka menciptakan keunggulan jumlah pemain di sisi lapangan melalui skema overlap (melebar) maupun underlap (menusuk ke dalam).
Rotasi posisi yang cair antara Davies, David, dan Larin memberikan variasi serangan tambahan yang membuat Kanada menjadi tim yang sangat berbahaya.
Baca Juga: Foto dengan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia: Saya Terbuka di Masa Depan
Aspek ketangguhan Kanada tidak hanya terlihat di lini serang, tetapi juga dalam organisasi pertahanan mereka.
Herdman berhasil membentuk unit pertahanan yang sangat disiplin dan dikenal agresif dalam merebut bola, dibuktikan dengan hanya empat gol kebobolan di fase akhir kualifikasi.
Strategi counter-pressing menjadi elemen kunci, di mana pemain langsung melakukan tekanan begitu kehilangan penguasaan bola.
Peran gelandang tengah seperti Eustáquio dan Kaye sangat penting sebagai filter serangan lawan.
Tugas mereka adalah memutus alur bola lawan dan menutup celah ruang untuk transisi serangan cepat lawan.
Duo penyerang Larin dan David memulai pressing dari lini depan, memaksa lawan menggiring bola ke area yang padat pemain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
Terkini
-
Perbandingan Gaji Giovanni van Bronckhorst Vs John Herdman, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Duel Persija vs PSIM Yogyakarta di Stadion GBK Pecah Rekor, Apa Itu?
-
Liverpool Wawancara Calon Pengganti, Giovanni van Bronckhorst Makin Dekat ke Timnas Indonesia?
-
Gol Perdana Jadi Sinyal Peran Baru Thom Haye: Bukan Sekadar Pengatur Tempo
-
Media Vietnam Mulai Was-was, Soroti Pemain Keturunan Timnas Indonesia U-22 Jelang SEA Games 2025
-
John Herdman, Calon Pelatih Timnas Indonesia Punya Rekor Paling Langka di Dunia
-
Siapa Ayah Lyfe Oldenstam? Sosok Hebat di Balik Kemampuan Bintang Muda Como
-
Strategi Jitu Johnny Jansen yang Sukses Hentikan 11 Kemenangan Beruntun Borneo FC
-
Statistik Miliano Jonathans, Cuma Main 28 Menit Gagal Bawa FC Utrecht Menang
-
Persembahkan Debut untuk Istri, Alfeandra Dewangga Berharap Segera Dikaruniai Momongan