Suara.com - Pernyataan Primus Yustisio tentang rasa malasnya pergi ke Rumah Sakit (RS) tengah menjadi sorotan.
Sebagai anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Primus Yustisio mengaku malas ke rumah sakit semenjak Covid-19 berakhir.
"Saya sekarang, Pak, sejak setelah Covid, mohon maaf, saya kalau misalnya sakit, saya enggak ke rumah sakit, Pak. Saya pakai obat warung saja," ujar Primus Yustisio.
Beruntung sakit yang diderita Primus Yustisio memang tidak memerlukan penanganan dokter.
Primus Yustisio rupanya malas ke rumah sakit bukan karena pelayanan yang buruk, justru sebaliknya.
Menurut Primus Yustisio, pihak rumah sakit melebih-lebihkan penyakitnya lantaran tahu dibayarkan oleh negara.
"Karena kalau misalnya (sakit) radang saya ke rumah sakit, diperiksa darah. Tadi dikatakan, (diperiksa) semuanya, yang harusnya dikasih obat (saja)," jelas Primus.
"Itu yang mendapatkan asuransi yang baik dari negara, ya, menjadi pegawai negara, itu dimanfaatkan," sambung suami Jihan Fahira tersebut.
Selain memberikan pelayanan kurang baik, melebih-lebihkan juga dirasa Primus Yustisio bukan hal yang benar dilakukan sebuah rumah sakit.
Baca Juga: OJK Blokir Usaha Penipuan Omnicom Group, Begini Modusnya
"Nah, ini juga tidak benar, Pak. Ada pola-pola seperti itu, memanfaatkan, mumpung negara yang bayar, kita ambil saja sebesar-besarnya," tutup Primus Yustisio.
Video yang baru-baru ini viral ternyata sudah dibagikan akun Instagram @fraksipan_dprri pada 30 Juni 2025.
Primus Yustisio menyampaikan pendapatnya dalam rapat Rapat Kerja Komisi XI DPR RI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Primus Yustisio menyalahkan OJK yang dinilai sudah lama tidak mengawasi asuransi kesehatan dengan ketat.
"Bayangkan, masyarakat datang ke rumah sakit hanya karena flu biasa, tapi karena penanganan yang salah, kondisinya justru memburuk menjadi penyakit ginjal," rangkum akun @fraksipan_dprri dari pernyataan Primus Yustisio.
Cerita tentang rakyat yang sulit mengklaim asuransi banyak didengar Primus Yustisio serta dialaminya sendiri.
Ketimbang asuransi dari pemerintah, Primus Yustisio lebih memilih swasta lantaran lemahnya pengawasan OJK.
"Dan yang paling menyedihkan, asuransi syariah yang seharusnya menjadi alternatif bagi masyarakat muslim justru seolah dianaktirikan," kata Primus Yustisio.
Melalui rapat tersebut, Primus Yustisio berharap OJK mulai mengawasi asuransi agar kembali mendapatkan kepercayaan rakyat.
OJK melalui akun X @ojkindonesia pun telah menindaklanjuti Rapat Kerja Komisi XI DPR RI mengenai OJK yang akan menyusun Peraturan OJK (POJK) tentang Penguatan Ekosistem Asuransi Kesehatan.
Hasilnya, Surat Edaran OJK Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Produk Asuransi Kesehatan yang seharusnya berlaku mulai 1 Januari 2026 akan diatur kembali melalui POJK.
"Penyusunan POJK ini bertujuan untuk memastikan penerapan tata kelola dan prinsip kehati-hatian yang lebih baik dalam penyelenggaraan produk asuransi kesehatan," jelas akun X @ojkindonesia pada 30 Juni 2025.
Sementara itu, menanggapi potongan video Primus Yustisio yang mengaku malas ke rumah sakit, warganet menceritakan pengalaman serupa.
"Emang bener. Pernah nganter ke puskesmas padahal cuma demam tapi semuanya diperiksa biar bpjs bisa di-claim banyak," komentar akun @atepnurdiansy***.
"Betul banget tuh yang dikatakan Primus. Hampir semua pasien mengalami," sahut akun @allanfi***.
Namun tak sedikit pula warganet yang menentang pernyataan Primus Yustisio karena dinilai terlalu suuzon.
"Justru harusnya seneng pak yang dicek banyak. Luar negeri itu ceknya banyak, jadi obatnya bener," kata akun @tedy_jasw***.
"Duh gak bener nih mas Primus. Kalo tiap sakit minumnya obat warung itu justru malah berbahaya mas," balas akun @berliantime***.
"Kalau pasien berobat keluar negeri diperiksa macem-macem disebutnya lengkap, teliti, dll. Kalau di Indonesia pasien diperiksa macem-macem dibilang RS/dokter mata duitan, cari untung dll. Padahal itu buat kebaikan pasien sendiri kok kalau sesuai indikasi," sindir akun @andredwija***.
Kontributor : Neressa Prahastiwi
Berita Terkait
-
Influencer Keuangan Kini Wajib Kantongi Izin Jika Mau Rekomendasi Saham
-
OJK Rilis Aturan Baru Manajer Investasi 2025, Ini Rinciannya
-
Biaya ICU Bikin Kantong Jebol? Ini Alasan Asuransi Kesehatan Wajib Dimiliki Anak Muda
-
Kasus Gagal Bayar Akseleran, OJK Perketat Pengawasan Fintech Lending
-
OJK Minta Izin Pungutan Industri Jasa Keuangan Dilakukan Awal Bulan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Penjelasan Dinsos Langkat Terkait Isu Minta Uang Hasil Galang Donasi Selebgram
-
Viral Video Momen Almarhum Gary Iskak Salat di Atas Mobil saat Liburan di Luar Negeri
-
4 Fakta Menarik Film Extraction: Taego yang Gaet Lisa BLACKPINK dan Ma Dong Seok
-
5 Artis Paling Banyak Dicari di Google Indonesia 2025, Kenny Austin Nomor Satu
-
Camp Rock 3 Resmi Rilis Teaser, Bakal Lebih Seru dari Sebelumnya?
-
Sinopsis To My Beloved Thief, Drakor Sejarah Romantis Baru Nam Ji Hyun dan Moon Sang Min
-
10 Film Paling Banyak Dicari di Google Indonesia 2025
-
Mengenal Ayi Qorry, Istri Praz Teguh yang Ikut Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Sumatra
-
Bukan Sinetron Biasa: Manoj Punjabi Jamin Pernikahan Dini Gen Z Digarap ala Film
-
Turun 24 Kg dalam 3 Bulan, Penampilan Terbaru Aliando Syarief Bikin Pangling