Suara.com - Musisi ternama, Baskara Putra, menyuarakan keprihatinan mendalam menyusul vonis 4,5 tahun penjara yang dijatuhkan kepada politisi Tom Lembong.
Vokalis grup musik Feast dan solois dengan nama panggung Hindia itu menyebut kasus ini sebagai pertanda buruk bagi masyarakat luas.
Melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter) miliknya, @wordfangs, pria berusia 31 tahun itu mengunggah pernyataan singkat namun penuh makna yang menyiratkan kegelisahan.
"Kasus ini benar-benar menjadi paku di peti mati bagi kita semua," cuit Baskara pada Jumat, 19 Juli 2025.
Ungkapan "paku di peti mati" atau nail in the coffin merupakan sebuah idiom yang menggambarkan suatu peristiwa yang menjadi penyebab akhir dari kegagalan atau kematian sesuatu.
Keresahan Baskara tidak berhenti di situ. Ia juga membagikan ulang (me-repost) pandangan dari beberapa akun lain yang mengamini sentimen serupa.
Salah satunya adalah unggahan dari akun @dontyovdare yang menegaskan bahwa kasus ini bukanlah tentang suka atau tidak suka terhadap figur Tom Lembong.
Akun tersebut memperingatkan adanya potensi bahaya yang lebih besar jika publik hanya diam atau bahkan bersorak atas dasar kebencian terhadap oposisi. Menurutnya, hal ini bisa menjadi preseden buruk di masa depan.
"Anda tidak harus menyukai Tom Lembong untuk menyadari bahwa ini semua kacau. Jika Anda sekarang bertepuk tangan hanya karena membenci oposisi, tunggu saja," tulis akun @dontyovdare dalam unggahan yang dibagikan Baskara.
Baca Juga: Vonis Tom Lembong: Palu Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Guncang Nalar Publik
Lebih lanjut, unggahan tersebut menyoroti bahwa setelah lawan politik berhasil dibungkam, target selanjutnya bisa jadi adalah masyarakat biasa yang dianggap sebagai ancaman.
"Begitu mereka merasa bisa lolos dengan apa pun, selanjutnya adalah rakyat biasa. Begitu Anda dianggap sebagai ancaman, mereka akan mengejar Anda," lanjutnya.
Selain itu, Baskara Putra juga menyebarkan pandangan dari akun @ranggadachlan yang menyebut putusan terhadap Tom Lembong adalah sinyal paling jelas dari sebuah sistem yang dirancang untuk menghukum segala bentuk non-konformitas atau sikap yang berbeda.
Analogi tajam pun digunakan untuk menggambarkan betapa rendahnya toleransi terhadap perbedaan tersebut.
"Putusan Lembong mungkin merupakan pertanda paling jelas bahwa sistem ini dirancang untuk menghukum sedikit pun tanda-tanda non-konformitas," ujar @ranggadachlan.
"Saya tidak sedang berbicara tentang menekan pikiran-pikiran cerdas, atau bahkan di atas rata-rata; saya berbicara tentang dikeluarkan dari taman kanak-kanak karena mewarnai di luar garis," tutupnya dalam cuitan yang turut diamini oleh Baskara.
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Vonis, LHKPN Hakim Dennie Arsan Juga Jadi Perbincangan
-
Ferry Irwandi Anggap Vonis 4,5 Tahun Tidak Masuk Akal, Tegaskan Tom Lembong Bukan Koruptor
-
Tom Lembong Divonis Bersalah dalam Kasus Importasi Gula, DPR Soroti Aroma 'Tebang Pilih'
-
Komisi III Sarankan Tom Lembong Ajukan Banding jika Vonis 4,5 Tahun Dianggap Tak Adil
-
Hakimnya Bikin Gerah, Richard Lee Sebut Vonis Tom Lembong Tak Masuk Akal
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Melanie Subono Minta Kawal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bosan dengan Janji-Janji Politik
-
Hari Pertama Pestapora 2025 Pecah Lewat Aksi Kolaborasi Sal Priadi dan Slank
-
Duet di Pestapora 2025, Iwan Fals dan Ebiet G Ade Klarifikasi Kabar Berseteru
-
Sinopsis Film Gereja Setan, Terinspirasi Kisah Nyata Mongol Stres
-
Catat! Jam Konser Dewa 19 All Stars Chapter 2 di GBK Besok Dimajukan
-
Review The Conjuring: Last Rites: Penutup yang Antiklimaks dan Kurang Gong
-
Sinopsis dan Fakta Menarik My Youth, Drakor Comeback Song Joong Ki Tayang di Viu Hari Ini
-
Choo Young Woo Dituding Paedofil, Case Ponsel Siswi SMA di Depan Toko Dewasa Jepang
-
Sinopsis Queen Mantis, Dilema Detektif Ungkap Pembunuhan Berantai
-
Wawancara Rocker Dunia, Melanie Subono Lebih Panik Ketemu Band Wali