Suara.com - Dinas Kesehatan Provinsi Bali baru mendeteksi sebanyak 986 dari target 9.174 kasus penyakit pneumonia (radang paru-paru) pada balita di sembilan kabupaten/kota pada trimester I, kata Kepala Dinas Kesehatan Bali dr Ketut Suarjaya.
"Untuk itu capaian target pencatatan jumlah balita sakit harus ditingkatkan kembali sesuai imbauan Kementerian Kesehatan," kata dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Sabtu (5/7/2014).
Ia mengatakan kasus pneumonia pada balita di Bali masih harus dideteksi, hal ini disebabkan petugas klinis di puskesmas masih belum dapat memastikan diagnosa utama pneumonia tersebut karena keterbatasan alat.
Untuk itu, pihaknya sudah merencanakan pembaruan alat kesehatan untuk mendeteksi penyakit pneumonia sehingga mampu mencapai target untuk mengurangi angka kesakitan balita yang terserang pneumonia.
"Kendala tersebut menjadi pekerjaan rumah untuksemua petugas kesehatann dilapangan sehingga deteksi penyakit pneumonia di Bali cakupannya dapat meningkat," ujarnya.
Ketut Suarjaya mengatakan tahun 2014 target yang sudah ditentukan oleh Kementerian kesehatan untuk cakupan penyakit pneumonia tersebut harus mencapai 90 persen dari keseluruhan kasus di sembilan Kabupaten/kota di Bali.
"Bukan saja kendala ini terjadi di bali. Namun, di seluruh provinsi di Indonesia juga mengalaminya," katanya.
Ia menuturkan bahwa pada tahun 2015 pihaknya akan terus berupaya melakukan pengendalian penyakit pneumonia sehingga diharapkan seluruh cakupan balita terkena Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) dapat terdeteksi secara keseluruhan.
Selain itu, pihaknya sudah bekerjasama dengan Subdik ISPA untuk secara terus menerus mengumpulkan data bayi terdeteksi penyakit pneumonia diseluruh puskesmas dan rumah sakit Pemerintah/swasta di Bali "Banyak sekali kemungkinan kasus ini mencuat di pelayanan rumah sakit dan tidak tercatat di Puskesmas," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis