Suara.com - Laporan baru telah mengungkapkan bahwa kanker paru-paru telah menjadi alasan terbesar untuk kematian perempuan akibat kanker di negara-negara maju.
Sebuah analisis baru yang dipimpin oleh para peneliti di American Cancer Society bekerja sama dengan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) melaporkan angka perokok perempuan melonjak tajam dalam beberapa tahun terakhir ini. Inilah yang menyebabkan mengapa kasus kanker paru pada perempuan di negara maju juga mengalami peningkatan drastis.
Seperti diketahui, kanker paru-paru telah menjadi kanker pembunuh utama bagi lelaki selama beberapa dekade ini. Dan kini mulai menyerang pula pada kaum perempuan yang merokok.
"Kami sekarang melihat kematian akibat kanker paru-paru. Ini karena kenaikan aktivitas merokok pada perempuan ketimbang tiga dekade lalu,” kata Lindsey Torre dari American Cancer Society.
Kanker kini merupakan beban yang sangat besar pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang. Kasusnya semakin hari semakin meningkat karena pertumbuhan dan penuaan penduduk, serta meningkatnya prevalensi faktor risiko yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi seperti merokok, kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik, dan mengubah pola reproduksi.
Lebih lanjut Torre menyebutkan bahwa secara global ada sekitar 14 juta kasus kanker baru dan 8 juta kematian akibat kanker pada 2012, tahun terakhir di mana angka itu tercatat.
"Negara-negara berkembang menyumbang 57 persen kasus kanker dan 65 persen dari kematian akibat kanker," imbuhnya.
Pada lelaki, lanjut Torre, kanker paru-paru telah menjadi penyebab utama kematian karena kanker secara global selama beberapa dekade. Sementara di negara-negara berkembang, kanker payudara masih menjadi kanker pembunuh utama bagi perempuan. Kanker usus besar juga telah tumbuh sebagai penyebab kematian di seluruh dunia.
Sedangkan kanker prostat dan payudara adalah kanker paling umum yang terjadi pada lelaki dan perempuan di negara-negara maju.
Para penulis juga melaporkan bahwa sejumlah kanker yang dulunya langka di negara-negara berkembang, kini menjadi semakin umum terjadi lantaran sebagian masyarakat di negara berkembang banyak yang mengadopsi gaya hidup Barat yang cenderung tak sehat itu. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar