Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan investigasi terhadap obat injeksi Buvanest Spinal produksi perusahaan farmasi PT Kalbe Farma menyusul dengan meninggalnya dua pasien Rumah Sakit Siloam Karawaci Tangerang usai diberi suntikan anestesi obat tersebut yang isinya diduga tidak sesuai atau tertukar.
"Kita sedang melakukan investigasi mendalam mengapa hal ini bisa terjadi. Kita sudah turunkan tim ke sarana produksi dan distribusi. Kita tunggu saja hasilnya," ujar Kepala BPOM Roy Sparingga saat dihubungi suara.com, Selasa (17/2/2015).
Tak hanya melakukan uji sampel terhadap obat yang diduga salah pencantuman label ini, Roy mengaku bahwa pihaknya telah membekukan izin obat Buvanest Spinal sejak Minggu (15/2/2015). Bahkan, lanjut dia, pihak Kalbe Farma sudah lebih dulu berinisiatif untuk menarik peredaran obat Buvanet di pasaran.
"Kalbe Farma sendiri memang sudah inisiatif untuk melakukan penarikan obat Buvanest di distributornya. Itu memang sudah aturannya ketika terjadi kondisi yang serius. Mereka menarik, dan kami akan tetap mengawasi sembari menunggu hasil investigasi keluar secepatnya," imbuh Roy.
Sebagai tindakan pencegahan, BPOM sudah menginformasikan kepada Persatuan Dokter Spesialis Anestesiologis dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) untuk sementara tidak menggunakan jenis obat tersebut hingga diumumkan hasil investigasi secara menyeluruh.
"Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah memberikan safety alert, dan kepada Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi untuk menghentikan sementara penggunaan obat Buvanest itu sambil menunggu hasil investigasi yang kami lakukan," jelasnya.
Roy pun meminta masyarakat tak perlu khawatir dengan pemberian obat anestesi atau obat bius di rumah sakit setelah kasus ini.
“Masyarakat jangan terlalu risau, tidak perlu khawatir. Ini bukan seperti obat yang bisa dibeli di pasaran. Yang bisa memberi obat itu hanya dokter anestesi,” pesan Roy.
Sebelumnya dilaporkan dua pasien yang menjalani operasi sesar dan urologi meninggal setelah mendapatkan suntikan Buvanest Spinal sebagai obat anestesi. Setelah mendapatkan suntikan anestesi ini kedua pasien mengalami gatal-gatal lalu kejang disertai panas hingga langsung masuk ke ruang perawatan ICU.
Kurang dari 24 jam, pada Kamis (12/2/2015), kedua pasien menghembuskan nafas terakhirnya dalam waktu yang berdekatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
Terkini
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang