Suara.com - Hari ini, Sabtu (27/6/2015), bayi kembar siam dempet kepala asal Aceh, Fitri Rahmawati dan Fitri Sakhina menjalani operasi pemisahan tahap pertama di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Kasus bayi kembar dempet kepala ini merupakan kasus yang sangat jarang sekaligus sulit ditangani.
Menurut pernyataan resmi dari Ketua Tim Medis pemisahan bayi kembar siam RSPAD Gatot Subroto, Letkol Cam dr Agus Yunianto, SpBS, secara teori kembar siam dempet di bagian kepala atau dikenal dengan istilah Craniopagus, terjadi ketika satu sel telur membelah secara sempurna dan masing-masing berkembang sehingga terdapat dua badan utuh, dua pasang tangan dan kaki utuh, dan dua kepala utuh.
Namun, pada saat pembentukan jaringan otak prosencefalon saling bersinggungan sehingga dua otak yang terbentuk akan diselimuti oleh dua tulang tengkorak lengkap dengan kulit menyatu.
"Sehingga kalau kita operasi prinsipnya adalah memisahkan kulitnya kemudian tulang tengkoraknya dan terakhir pembungkus otak dan sinus atau pembuluh darah balik yang menempel," terangnya.
Kondisi kembar siam dempet kepala, lanjut Agus, bisa terjadi sebagian atau total. Pada kondisi dempet kepala sebagian, sebagian besar tulang tengkorak dan otak terpisah sehingga struktur pembuluh darah tidak ada yang menyatu.
"Sedangkan pada kembar siam dempet kepala total defek tulang sangat besar, bagian dempet luas dan meliputi pembuluh darah sehingga tidak mungkin untuk dipisahkan," imbuhnya.
Berdasarkan pemeriksaan aliran darah di otak dengan Digital Subtraction Angiography ditemukan terdapat aliran yang menyatu dari pembuluh darah kedua bayi ini. Menurut Agus, jika langsung dilakukan pemisahan dikhawatirkan salah satu bayi akan kekurangan aliran darah sehingga bisa mengganggu bahkan menyebabkan kematian.
Proses operasi itu sendiri, kata dia, akan dibagi ke dalam tiga tahap, yakni craniectomy untuk memisahkan batok kepala, preparasi kulit untuk persiapan flap dan terahkir fase definitif untuk memisahkan dura dan otaknya serta penutupan dengan flap.
"Pembagian operasi dalam tiga tahap ini bertujuan untuk menghindari risiko pendarahan dan operasi yang memakan waktu lama," imbuh Agus.
Jika operasi tahap pertama ini berhasil maka pasien akan menjalani operasi tahap kedua yang rencananya dilaksanakan pada Kamis (23/7/2015) dan operasi tahap ketiga pada Senin (3/8/2015) di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Pemindahan bayi ke Yogyakarta akan dilaksanakan pada Senin (13/7/2015).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara