Suara.com - Sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh Vikram Patel, seorang ahli kesehatan mental yang menonjol, menunjukkan bahwa pada tahun 2050, India akan kehilangan 39.600.000 tahun hidup sehat untuk penyakit mental kecuali langkah yang tepat diambil.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sepertiga dari gangguan mental global yang terjadi di India dan China, yang menunjukkan pertumbuhan beban penyakit mental yang tidak diobati di dua negara yang paling padat penduduknya di dunia.
Skizofrenia adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang paling serius, mempengaruhi 26 juta orang di seluruh dunia. Menurut psikiater, lebih dari 10 persen dari penderita skizofrenia bunuh diri.
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku.
Berikut adalah lima fakta penting Anda harus tahu tentang disorder- mental
Skizofrenia biasanya dimulai pada akhir masa remaja atau dewasa awal, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Gejala termasuk halusinasi: pendengaran, penglihatan atau perasaan hal yang tidak ada. Delusion, dengan tetap keyakinan palsu atau kecurigaan yang dipegang teguh bahkan ketika ada bukti sebaliknya. Serta perilaku abnormal: penampilan aneh, pengabaian diri, bicara ngawur, berkeliaran tanpa tujuan, bergumam atau tertawa untuk diri.
Orang dengan skizofrenia 2-2,5 kali lebih mungkin meninggal dini dibandingkan dengan populasi umum sebagai akibat dari penyakit fisik, seperti kardiovaskular, metabolisme dan penyakit menular.
Penyebab skizofrenia tidak diketahui, namun para peneliti percaya bahwa kombinasi genetik dan lingkungan berkontribusi terhadap perkembangan gangguan ini.
Skizofrenia dapat diobati dan biasanya diobati dengan kombinasi obat-obatan dan terapi yang tepat untuk masing-masing individu. Tapi, lebih dari 50% dari orang-orang dengan kondisi tidak menerima perawatan yang tepat.
Mengetahui skizofrenia yang penyakit biologis, penting untuk merawat dan mendukung seseorang yang tinggal dengan kondisi tersebut. Melakukan hal tersebut dapat membantu mengurangi kemungkinan episode psikotik masa depan dan meningkatkan hubungan.
Hari Skizofrenia dunia diamati pada 24 Mei untuk menciptakan kesadaran masyarakat tentang gangguan dan penyakit mental lainnya. (zeenews.india.com)
Berita Terkait
-
Florence Pugh Sempat Alami Depresi Usai Main Film Midsommar, Ini Ceritanya
-
Baek Sehee Meninggal di Usia 35 Tahun, Selamatkan Lima Nyawa Lewat Donasi Organ
-
Mimpi dan Depresi: Cerita Sunyi Billie Eilish dalam Everything I Wanted
-
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia: Negara Kuat Dimulai dari Ketenangan Batin Warganya
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?