Suara.com - Survei yang dilakukan peneliti Helda Khusun Msc, PhD dari Southeast Asian Ministries of Education Organization (SEAMEO-REFCON), menemukan bahwa angka kejadian obesitas di Indonesia paling banyak dialami perempuan dengan presentase 29.6 persen dibandingkan laki-laki sebesar 17.4 persen.
Temuan lain yang menarik, semakin rendah stasus sosial ekonomi perempuan maka semakin tinggi pula risikonya mengalami obesitas. Hal ini berbanding terbalik pada laki-laki, dimana semakin baik status sosial ekonomi maka risiko obesitas meningkat.
"Penyebabnya bisa dipicu karena aktivitas fisik perempuan yang memang sangat 'sedentary'. Seperti diketahui gaya hidup lebih banyak diam memicu peningkatan risiko obesitas," ujar Helda pada temu media yang dihelat Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) cabang DKI Jakarta, Rabu (15/3/2017).
Sedangkan alasan mengapa status sosial ekonomi berpengaruh pada kecenderungan perempuan mengalami obesitas, ia menjelaskan teori yang melatarbelakanginya. Menurut Helda, pemrograman metabolisme terjadi sejak janin berada dalam kandungan.
"Orang-orang yang lahir dengan berat badan rendah, karena faktor ekonomi misalnya kecukupan nutrisi yang kurang saat hamil, itu lebih tinggi risiko penyakit jantung, obesitas, atau penyakit tidak menular lainnya ketika dewasa. Jadi memang kondisi lingkungan dimana janin berkembang mempengaruhi pemrograman metabolisme," tambah dia.
Obesitas, menurut Helda, tidak hanya disebabkan karena faktor tunggal. Pada survei yang dilakukannya, obesitas pada perempuan juga dipengaruhi oleh konsumsi keripik, minuman manis non susu dan umbi-umbian.
"Di samping itu, kurangnya aktivitas fisik yang ditandai tidak pernah melakukan aktivitas fisik juga berisiko 2.7-3 kali lebih besar menjadi obesitas," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara