Suara.com - Mikronutrien atau bagian nutrisi makanan berupa vitamin dan mineral adalah hal yang sangat dibutuhkan bagi perempuan hamil maupun saat menyusui. Jika tidak terpenuhi dengan baik, dikhawatirkan ibu akan melahirkan anak dengan kategori Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Berdasarkan data dari Riskesdas pada 2013, pravalensi kelahiran anak dengan kategori BBLR di Indonesia masih sebesar 10,2 persen. Beberapa mikronutrien yang penting dan dianjurkan oleh dokter dan para ahli adalah asam folat, zat besi, yodium, kalsium dan omega 3 terutama DHA.
"Praktik medis saat ini biasanya hanya merekomendasikan asupan asam folat dan zat besi kepada para ibu hamil dan menyusui. Padahal kebutuhan mikronutrien lainnya juga tidak terpenuhi," tambah Dr. med. dr. Damar Prasmusinto, SpOG(K)., dari Departemen Obsteri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UI, pada peluncuran produk suplemen multi mikronutrien, Blackmores, di Jakarta, Kamis (10/8/2017).
Padahal menurut Damar, yodium sangat berguna bagi kelenjar tiroid, perkembangan visual, motor skill, pendengaran dan perkembangan kognitif anak. Di Indonesia sendiri, meskipun 77.1 persen keluarga memiliki garam beryodium, hanya 36.9 persen ibu hamil yang masuk kategori memiliki asupan yodium yang cukup.
Selain itu kalsium yang juga bagian dari mikronutrien sangat berguna bagi pertumbuhan tulang dan gigi bagi janin, serta omega 3 terutama DHA bagi perkembangan mata dan otak janin dalam kandungan.
Beberapa dampak yang terjadi jika kekurangan mikronutrien menurut Damar adalah kelahiran BBLR, menciptakan peluang cacat bawaan, menghambat pertumbuhan janin, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi, pertumbuhan tulang janin tidak sempurna hingga menghambat jaringan otak dan saraf pada janin.
Meski begitu, Damar juga menjelaskan bagaimana jika seseorang telah kelebihan zat-zat mikronutrien seperti zat besi.
"Yang repotnya begini, zat besi itu jika masuk dalam tubuh, tidak akan bisa dikeluarkan oleh tubuh. Jadi disimpannya di limpa. Kalau dia (zat besi) sampai kelebihan, gejala baru muncul nanti pada usia 50 tahun berupa lemah, lesu, letih."
Meski begitu, Damar mengingatkan jika masyarakat Indonesia masih jauh dari kata kelebihan asupan mikronutrien dibanding kelebihan.
"Satu yang harus diingat bahwa orang Indonesia semua kekurangan. Jadi jangan berpikir kelebihan dulu karena kita sebenarnya masih kekurangan," tambahnya dalam acara
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
Terkini
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik