Suara.com - Pada sebuah penelitian disebutkan, lelaki yang istrinya obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe-2. Namun, sebaliknya perempuan dengan suami yang obesitas tidak memiliki risiko tambahan pada penyakit diabetes.
Temuan menunjukkan, untuk setiap 5 kg atau m2 BMI yang lebih tinggi pada seorang istri, suami berisiko 21 persen lebih tinggi mengidap diabetes tipe 2. Hasil ini diperoleh ketika menghitung BMI lelaki itu.
"Memiliki istri yang obesitas meningkatkan risiko diabetes meningkat pada laki-laki dan di atas pengaruh tingkat obesitasnya sendiri. Sementara di kalangan perempuan, memiliki seorang suami yang obesitas, tidak memberikan risiko diabetes tambahan di luar tingkat obesitasnya sendiri," kata Adam Hulman dari Universitas Aarhus di Denmark.
"Hasil kami menunjukkan, bahwa menemukan obesitas pada seseorang, skrining pada pasangan mereka untuk diabetes dapat dibenarkan," sambung Hulman.
Penelitian yang dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan Eropa untuk Studi Diabetes atau European Association for the Study of Diabetes (EASD) 2017 di Lisbon, Portugal, juga menunjukkan bahwa orang yang berusia di atas 55 tahun dengan pasangan dengan diabetes tipe-2 cenderung lebih gemuk daripada teman sebayanya tanpa pasangan diabetes.
Periset mengungkapkan, obesitas atau diabetes tipe 2 pada satu pasangan bisa menyebabkan diabetes tipe 2 pada pasangannya, karena banyaknya perilaku berisiko yang menyebabkan diabetes dibagi oleh pasangan, seperti kebiasaan makan yang buruk dan sedikit aktivitas fisik.
"Mengetahui risiko bersama antara pasangan dapat memperbaiki pendeteksian diabetes dan memotivasi pasangan untuk meningkatkan upaya kolaboratif untuk makan lebih sehat dan meningkatkan tingkat aktivitas mereka," kata Hulman lagi. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi