Suara.com - Jika kamu tengah berusaha keras mengurangi jumlah kiloan badan, namun tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, cobalah melakukan jeda dari jadwal diet.
Menurut sebuah peneliti, diet mengubah serangkaian proses biologis dalam tubuh yang menyebabkan penurunan berat badan lebih lambat dan malah kemungkinan penambahan berat badan.
"Ketika kita mengurangi asupan energi (makanan) selama diet, metabolisme istirahat menurun sampai tingkat yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, sebuah fenomena disebut 'thermogenesis adaptif' dan membuat penurunan berat badan lebih sulit dicapai," kata pemimpin penelitian, Nuala Byrne, seorang profesor di Universitas Tasmania, Australia.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam International Journal for Obesity, para peneliti menyelidiki "reaksi kelaparan" tubuh untuk terus berdiet dan dampaknya pada penurunan berat badan pada orang dengan obesitas.
Dua kelompok peserta ambil bagian dalam diet selama 16 minggu, sementara satu kelompok mempertahankan pola makan secara terus menerus selama 16 minggu, yang lainnya mempertahankan diet selama dua minggu, kemudian berhenti selama dua minggu.
Peserta yang beristirahat selama dua minggu dari rezim diet tidak hanya kehilangan berat badan lebih banyak, namun juga memperoleh bobot menurun setelah penelitian. Mereka juga mempertahankan penurunan berat badan rata-rata 8 kg, lebih banyak daripada kelompok yang melakukan diet terus-menerus.
"Ini 'reaksi kelaparan', sebuah mekanisme bertahan hidup yang membantu manusia bertahan sebagai spesies ketika persediaan makanan tidak konsisten dalam ribuan tahun yang lalu, sekarang berkontribusi pada lingkar pinggang yang tumbuh saat persediaan makanan tersedia," kata Byrne.
Sementara para periset di masa lalu menunjukkan bahwa seiring menurunnya berat badan diet menjadi semakin sulit, studi terbaru ini melihat lebih dekat cara untuk mengurangi respons kelaparan dan meningkatkan keberhasilan penurunan berat badan. [Zeenews]
Baca Juga: Ingin Kurangi Berat Badan? Perbaiki Teknik Pernapasan Anda
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan