Suara.com - Sebuah penelitian ditemukan, bahwa uap yang dihasilkan oleh ekstrak ganja ternyata mengandung benzene dan bahan kimia lain penyebab kanker.
Studi oleh Portland State University di AS itu menyebutkan, membakar atau menguapi ganja, yang merupakan sebuah praktik populer, terutama di area yang telah melegalkan ganja medis atau rekreasi, memiliki potensi menaikkan risiko kanker.
Praktik ini terdiri dari menempatkan sejumlah kecil ekstrak ganja, seperti setetes, pada permukaan yang dipanaskan dan menghirup uap yang dihasilkan.
Periset mengungkapkan, praktik ini menimbulkan kekhawatiran karena menghasilkan cannabinoid tingkat tinggi, atau bahan aktif dalam ganja.
"Mengingat legalisasi luas ganja terjadi di AS, sangat penting untuk mempelajari toksikologi penuh konsumsi untuk memandu kebijakan masa depan," kata Rob Strongin, seorang profesor di Portland State.
"Hasil penelitian ini dengan jelas menunjukkan bahwa mengoleskan, meski dianggap sebagai bentuk penguapan, mungkin sebenarnya memberikan sejumlah besar racun," sambung Strongin, yang memimpin penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ACS Omega.
Strongin dan timnya menganalisis profil kimia terpenes atau minyak wangi dalam ganja, dan tanaman lainnya. Terpenes juga digunakan dalam cairan e-cigarette.
"Percobaan menghasilkan benzena, karsinogen yang diketahui pada tingkat yang berkali-kali lebih tinggi daripada udara sekitar," kata Strongin.
Ini juga menghasilkan kadar metakrolein tinggi, bahan kimia yang mirip dengan acrolein, karsinogen lain. (Zeenews)
Baca Juga: Perempuan Ini Ngaku Sembuh dari Kanker Gara-gara Minyak Ganja
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental