Suara.com - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menilai masalah wabah campak dan gizi buruk yang menelan korban jiwa puluhan anak-anak di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, dalam beberapa bulan terakhir merupakan tanggung jawab bersama, bukan semata-mata tanggung jawab jajaran kesehatan.
Saat menggelar rapat koordinasi dengan jajaran Dinas Kesehatan se-Provinsi Papua bertempat di Hotel Horison Timika, Kamis (25/1/2018) malam, Menkes menyatakan keberatan jika persoalan yang terjadi di Kabupaten Asmat itu sebagai bencana kesehatan.
Dengan memberikan labelisasi bahwa persoalan di Asmat sebagai bencana kesehatan. maka seolah-olah memberikan kesan bahkan tudingan bahwa jajaran Kementerian Kesehatan hingga Dinas Kesehatan di daerah tidak bekerja.
"Seolah-olah kami tidak bekerja sama sekali, itu yang tidak bisa saya terima. Coba tarik masalah ini sampai ke hulunya. Ada apa sebenarnya, apakah kita sendiri (Kemenkes) yang harus mengatasi persoalan ini," kata Nila.
Menkes menegaskan, ada banyak faktor eksternal yang mempengaruhi cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah Asmat dengan medan geografis yang sangat sulit.
Sebagai contoh, katanya, keterbatasan stok bahan bakar minyak (BBM) di wilayah itu sangat mempengaruhi distribusi tenaga kesehatan ke distrik-distrik (kecamatan) terjauh.
Apa yang kini terjadi di Kabupaten Asmat, menurut Nila, sangat kompleks dan multi causa (banyak sebab).
Dalam pertemuan koordinasi percepatan pembangunan kesehatan dalam rangka penanganan permasalahan kesehatan di Provinsi Papua tahun 2018 itu, juga terungkap bahwa persoalan nilai angaran hingga proses pencairan anggaran juga turut mempengaruhi pelaksanaan program pelayanan kesehatan masyarakat Papua.
Di Kabupaten Asmat, pengajuan pencairan anggaran harus sekaligus dilakukan oleh tiga bidang.
Baca Juga: Jumpa Peraih Emas Olimpiade, Anthony: Saya Sudah Punya Gambaran
Kondisi lebih parah lagi terjadi di Kabupaten Biak Numfor, dimana dana Otonomi Khusus (Otsus) yang dialokasikan untuk Dinkes setempat tidak dicairkan seluruhnya dalam satu tahun anggaran.
Beberapa kabupaten di Papua hingga kini belum mendapatkan alokasi anggaran bidang kesehatan yang memadai. Padahal petunjuk teknis pemanfaatan dana Otsus Papua menyebutkan bahwa 15 persen dari dana yang dikucurkan untuk porsi bidang kesehatan.
Dalam kesempatan itu, Menkes Nila Moeloek juga menyoroti pemberitaan media massa terkait penanganan wabah campak dan gizi buruk di Asmat yang cenderung menonjolkan peran instansi tertentu.
Padahal Kemenkes telah mengirimkan cukup banyak tenaga kesehatan hingga dokter spesialis untuk terlibat langsung dalam upaya mengatasi wabah campak dan gizi buruk di Asmat.
"Bagaimanapun juga permasalahan wabah campak dan KLB gizi buruk di Asmat merupakan tanggung jawab Kementerian Kesehatan," kata Menkes.
Jajaran Dinkes se Papua bersama Kemenkes akan kembali berembuk guna merumuskan langkah penanganan masalah kesehatan di provinsi ujung timur Indonesia itu. Setiap permasalahan kesehatan di Papua ke depan akan menjadi kerja bersama antara pemerintah daerah mulai di tingkat kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat di Jakarta. [Antara]
Berita Terkait
-
OPM Dituding Tembak Warga Sipil dan Bakar Rumah di Asmat, Akses Sulit Hambat Penyelidikan
-
Pramono Anung Bicara Kasus Campak di Jakarta, Ada Peningkatan?
-
Sesumbar Kasus Campak di Jakarta Tak Naik, Pramono: Tak Seperti yang Dikhawatirkan!
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
Melalui MPPDN, Mendagri Tegaskan Dukungan Terhadap Perizinan Tenaga Medis dan Kesehatan
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?