Suara.com - Rata-rata waktu yang dihabiskan anak untuk bermain media sosial yang awalnya hanya tiga jam sehari di hari sekolah telah meningkat hingga dua kali lipatnya hanya dalam waktu empat tahun, khususnya pada anak perempuan.
Silakan simak hasil survei yang dilakukan Understanding Society di Inggris terhadap 4.410 anak di tahun 2011-2012 dan 3.616 anak pada tahun 2015-2016, baik anak laki-laki dan perempuan yang secara teratur mengunjungi media sosialnya.
Hasil survei mengungkap, pada dasarnya memang anak perempuanlah yang lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial. Survei tahun 2011-2012, ada 8,7 persen anak perempuan yang menghabiskan waktu lebih dari tiga jam di media sosial dan anak lelaki hanya 4,9 persen.
Survei berikutnya di tahun 2015-2016, jumlah anak perempuan tersebut meningkat menjadi 17,4 persen, sedangkan anak lelaki hanya 8,3 persen.
Awalnya, anak-anak yang baru berusia 8-10 tahun ketika pertama kali disurvei ini mengaku bahwa mereka bermain media sosial hanya untuk bermain game. Namun, fenomena ini berubah secara signifikan saat lingkaran sosial anak-anak berkembang di tahun pertama sekolah menengah mereka. Ketika anak-anak ini berusia 10 hingga 12 tahun, mereka menjadi semakin cemas dengan citra diri mereka di dunia online. Dan biasanya, hal ini banyak dialami oleh anak perempuan.
Peningkatan penggunaan media sosial juga ternyata memicu pertengkaran anak dengan orangtua, terutama ibu. Tapi, ada hasil yang unik di sini. Laporan Children's Well-being and Social Relationships menyebutkan bahwa untuk pertama kalinya anak lelaki mungkin bertengkar dengan ibunya lebih dari seminggu sekali, lebih sering daripada anak perempuan.
Hal ini ditunjukkan dari hasil survei tahun 2015-2016, di mana 25,2 persen anak perempuan berusia 10 hingga 15 tahun dilaporkan bertengkar dengan ibunya lebih dari sekali seminggu, dan ada 26,3 persen anak lelaki yang bertengkar dengan ibunya di frekuensi yang sama.
Meski begitu, ada kabar baiknya juga, lho. Ternyata, fenomena peningkatan penggunaan media sosial ini menyebabkan baik anak perempuan maupun anak lelaki menjadi lebih sering ngobrol dengan orangtua, khususnya ibu, tentang 'hal-hal yang penting'.
Kesimpulannya, Anda mungkin tidak bisa sepenuhnya melarang anak bermain media sosial, tetapi terapkanlah aturan yang spesifik mengenai durasi mereka berselancar di dunia maya ini, ya.
Baca Juga: DPR Nyatakan Dukungannya Pada Industri Pesawat Nasional
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah