Suara.com - Seorang perempuan muda berusia 18 tahun mengidap pneumonitis hipersensitivitas alias paru - paru basah, setelah mengisap vape alias rokok elektronik selama tiga minggu. Ini merupakan kasus pertama yang menegaskan efek negatif rokok elektronik untuk kesehatan.
Temuan ini berasal dari sebuah studi kasus yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, yang mengungkap kisah perempuan yang sebelumnya sehat, tapi setelah mengisap rokok elektronik secara rutin mulai mengalami kesulitan bernapas, diikuti dengan batuk dan nyeri dada yang sesak ketika menarik napas dalam-dalam.
Khusus untuk perempuan muda berusia 18 tahun ini, meski baru tiga minggu mengisap rokok elektronik, kondisinya sudah cukup buruk hingga ruang perawatannya dipindahkan ke ICU pediatrik dan memakai ventilator untuk membuatnya bernapas.
Menurut American Lung Association, paru-paru basah merujuk pada gangguan sistem kekebalan tubuh langka yang menyerang paru-paru dan membuatnya meradang sebagai reaksi alergi terhadap debu atau jamur yang dihirup lewat hidung.
Faktor-faktor tertentu juga dapat meningkatkan risiko Anda mengembangkan paru-paru basah, seperti usia, lingkungan, genetik, kebiasaan gaya hidup, dan jenis kelamin atau gender.
"Sekali lagi, paru-paru basah tergantung pada sistem kekebalan Anda, jadi mungkin saja kekebalan tubuh Anda tinggi sehingga faktor di atas tidak meningkatkan risiko Anda mengidap penyakit ini," ujar Raymond Casciari, M.D., seorang pulmonolog di Rumah Sakit St. Joseph di Orange, Calif dilansir Womenhealthmag.
Namun Raymond mengatakan lain halnya dengan rokok maupun rokok elektronik. Kandungan di dalamnya seperti nikotin dapat mengiritasi paru-paru sehingga memicu peradangan dan salah satunya bisa meningkatkan risiko paru-paru basah.
"Secara umum, ini adalah kisah peringatan bagi orang-orang muda yang berpikir bahwa rokok elektronik tidak separah merokok konvensional," katanya.
Lalu apa saja gejala dari paru-paru basah ini sendiri? Gejala paru-paru basah dapat bervariasi tergantung pada seberapa parah kasus Anda dan seberapa sensitif paru-paru Anda terhadap iritasi, tetapi umumnya seperti penyakit flu yang menyebabkan demam, menggigil, otot atau nyeri sendi, sakit kepala, batuk berdahak, bronkitis kronis, sesak nafas, penurunan berat badan, dan kelelahan.
"Kadang tubuh mereka bisa sampai membiru karena tidak mendapatkan cukup oksigen. Jika Anda merasakan gejala-gejala ini, konsultasikan dengan dokter secepat mungkin," kata Raymond.
Ia berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran agar orang tak menyepelekan efek dari menghisap rokok elektronik.
"Intinya mengembangkan paru-paru basah dari vaping jarang terjadi, tapi segeralah mengunjungi dokter jika Anda memiliki reaksi yang tidak biasa saat merokok elektronik," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif