Suara.com - Penggunaan media sosial kini tak hanya dilakukan orang dewasa tapi juga anak-anak. Bahkan baru-baru ini sebuah aplikasi lipsync menjadi bahan omongan di media sosial karena mempopulerkan seorang anak laki-laki bernama Bowo yang ngetren menjadi artis TikTok.
Sebuah penelitian terkini pun menyoroti penggunaan media sosial di kalangan anak-anak. Baroness Susan Greenfield, mantan direktur Royal Institution of Great Britain mengatakan bahwa anak-anak yang keseringan menggunakan handphone untuk mengakses media sosial memiliki mental seperti anak balita.
"Mereka akan mengadopsi perilaku anak usia tiga tahun seperti keterampilan bersosialisasi yang masih buruk, identitas diri yang lemah dan kurang fokus," ujar Greenfield.
Greenfield, yang juga seorang peneliti senior di Universitas Oxford, mendukung klaimnya dengan mengutip sebuah studi pada 2014 yang dilakukan oleh para psikolog di Universitas Virginia dan Harvard. Penelitian tersebut mengungkapkan, ketika anak-anak terbiasa tumbuh dengan stimulasi dari 'likes' media sosial seperti Instagram, Twitter, YouTube, itu bisa mengakibatkan mereka menjadi tidak bisa fokus dengan dirinya sendiri.
Pendiri gerakan detoks digital Time To Log Off dan penulis 'Stop Staring at Screens', Tanya Goodin, mengatakan bahwa dia setuju dengan klaim efek negatif dari penggunaan handphone ini. Mengutip penelitian UCLA, Goodin mengatakan bahwa anak-anak yang dibatasi penggunaan hp selama seminggu lebih mampu berempati pada orang lain dibandingkan anak-anak yang dibiarkan menggunakan hp.
"Anak-anak yang terpapar media sosial memiliki dorongan bahwa mereka harus terus menyibukkan diri dengan media sosial 24 jam selama seminggu. Hal ini membatasi imajinasi yang seharusnya dimiliki anak seusia mereka.
"Kegiatan luar ruang seperti membaca, berkebun, dan berolahraga bisa menjadi alternatif yang lebih baik dari bermain gawai. Aktivitas ini bisa menstimulasi imajinasi dan empati anak," tambah dia.
Keprihatinan akan penggunaan media sosial di kalangan anak-anak baru-baru ini digemakan oleh organisasi peduli kesejahteraan anak di Amerika Serikat yang menulis surat pada Mark Zuckerberg Januari lalu. Mereka mendesak pendiri Facebook untuk menghapus Messenger Kids, sebuah aplikasi komunikasi yang ditujukan khusus untuk anak-anak.
Baca Juga: Umumkan Arah Koalisi PAN, Wajah Amien Rais Berseri-seri
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara