Suara.com - Kepergian musisi legendaris Johnny Cash empat bulan setelah kematian istrinya, June Carter, membangkitkan kembali pembahasan soal pasangan dan cinta sejati.
Ya, kematian pasangan yang dicintai ternyata dikatakan ilmuwan juga bisa menyebabkan kematian pada orang yang ditinggalkan. Hal ini dijelaskan oleh studi dari Amerika Serikat.
Dilansir dari laman Medical Daily, kehilangan orang yang dicintai adalah pengalaman yang sulit dilalui dan dapat menyebabkan syok, stres, dan duka yang luar biasa. Dalam banyak kasus, semakin lama pasangan bersama-sama, semakin berat pula dampak kehancuran yang akan mereka alami ketika salah satunya meninggalkannya.
Hal ini diungkapkan sebuah studi terkini yang melibatkan 100 responden. Peneliti memeriksa sampel darah 100 responden yang baru saja kehilangan pasangan mereka. Beberapa peserta menunjukkan gejala kesedihan yang cukup tinggi, merasa bahwa hidup tak lagi berarti, merindukan waktu yang lalu bersama pasangan, dan masih mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan.
Studi menemukan bahwa individu yang mengalami kesedihan paling tinggi memiliki peningkatan peradangan dalam tubuh sebesar 17 persen. Para ahli mencatat bahwa peradangan jangka panjang ini dikaitian dengan banyak penyakit, termasuk penyakit jantung, stroke, gangguan usus, pembekuan darah, penyakit Alzheimer, lupus, hingga rheumatoid arthritis.
"Kami juga menemukan bahwa depresi terkait kehilangan pasangan berada pada risiko yang jauh lebih tinggi dari depresi akibat mengalami serangan jantung, stroke, dan kematian dini," kata penulis utama Chris Fagundes, selaku asisten profesor psikologi di Rice University, Texas.
Chris meyakini ini adalah studi pertama yang membahas kaitan antara depresi akibat kehilangan pasangan dengan risiko kesehatan yang mengintai seseorang. Ia juga menyoroti bahwa semakin tua seseorang maka semakin lemah pula tubuh mereka dan semakin tergantung pula pada orang yang mereka cintai.
Itulah penjelasan studi ilmiah terkait risiko kematian jika pasangan yang dicintai meniggal lebih dulu.
Baca Juga: Di Serang, Angka Kematian Ibu Tinggi Akibat Anemia
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!