Suara.com - Waduh, Risiko Stroke dan Jantung Tetap Ada Meski Minum Soda Diet
Mengonsumsi minuman soda ataupun jus berlabel diet alias rendah kalori menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menjalani hidup sehat.
Namun menurut penelitian, minuman berlabel diet ini tetap berisiko memicu serangan jantung dan stroke.
Penelitian yang melibatkan 81 ribu responden perempuan pasca menopause ini menemukan bahwa perempuan usia paruh baya yang mengonsumsi minuman soda rendah kalori berisiko lebih tinggi terkena stroke dan penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsinya sama sekali.
"Setelah tindak lanjut rata-rata hampir 12 tahun dari penelitian awal, kami menemukan bahwa perempuan yang mengonsumsi dua atau lebih minuman manis berlabel diet dalam sehari berisiko 23 persen lebih tinggi mengalami semua jenis stroke, dan 31 persen mengalami stroke akibat pembekuan darah di pembuluh darah otak," ujar Yasmin Mossavar, peneliti utama dari Fakultas Kedokteran Albert Einstein, dikutip dari Time.
Peningkatan risiko itu, kata Mossavar, sangat memprihatinkan karena sebagian besar stroke terjadi pada pembuluh darah yang lebih kecil di otak. Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa mengalami stroke berulang di pembuluh yang lebih kecil ini meningkatkan risiko demensia.
"Temuan ini menunjukkan bahwa kita seharusnya tidak menganggap minuman diet tidak berbahaya ketika dikonsumsi dalam jumlah tinggi," imbuh dia.
Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan risiko ini adalah kandungan pemanis buatan yang terdapat dalam minuman berlabel diet.
Penelitian pada hewan, kata Mossavar menunjukkan bahwa senyawa seperti sakarin dan aspartam dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam memecah glukosa yang memicu diabetes, penyakit jantung dan stroke.
Baca Juga: Parah, Aksi Kocak Siswa Ini Bikin Gurunya Celaka
"Pemanis buatan dapat mengubah bakteri yang hidup di usus, yang dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengontrol glukosa," imbuh dia.
Mossavar pun mengatakan dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memperkuat temuannya, termasuk membuktikan kaitan pemanis buatan dalam minuman berlabel diet dengan risiko stroke.
Tag
Berita Terkait
-
Varian Sama, Rasa Soda di Botol Kaca Berbeda dengan di Botol Plastik
-
Marini Zumarnis Bersyukur Bisa Rawat Ibunda Selama 7 Tahun
-
Marini Zumarnis Tegaskan Ibunda Stroke Selama 7 Tahun, Bukan Koma
-
Manfaat Buah Nangka, Tinggi Antioksidan Hingga Baik untuk Jantung
-
Tampak Mirip, Begini Cara Membedakan Serangan Panik dan Serangan Jantung
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan