Suara.com - Ajarkan Anak Tentang Otonomi Tubuh Sejak Dini, Begini Caranya.
Pembicaraan kesadaran dan otonomi tubuh adalah percakapan paling awal yang dapat dilakukan orang tua dengan anak-anak untuk mendukung kesehatan dan keselamatan mereka.
Pendidik seks, Melissa Carnagey mengatakan, hal ini dapat membuat anak memahami persetujuan dan menghindari perilaku seksual yang salah.
Untuk menginformasikan diskusi awal ini, HuffPost berbicara dengan Carnagey dan pendidik seks Lydia M. Bowers tentang cara terbaik untuk mengeksplorasi topik bagian pribadi dan otonomi tubuh dengan anak-anak.
Berikut ini adalah panduan dan tips yang didukung para ahli untuk diingat oleh orang tua dan pengasuh.
1. Gunakan bahasa yang tepat untuk menjelaskan bagian tubuh pribadi
"Bagian tubuh adalah bagian tubuh adalah bagian tubuh. Mengucapkan "penis", "testis", "vulva" dan "vagina" bukanlah kata-kata yang buruk. Orang tua harus merasa nyaman menggunakan istilah-istilah ini.
"Tanpa ragu, orang tua akan menggunakan istilah yang akurat untuk bagian tubuh seperti siku, lutut dan hidung, sehingga bagian seperti penis, vulva, vagina dan anus juga tidak boleh berbeda," kata Carnagey.
Ada beberapa alasan mengapa anak-anak harus mempelajari istilah yang tepat untuk bagian pribadi dibandingkan nama-nama panggilan. Salah satunya adalah memiliki bahasa dan konteks yang tepat dapat membantu anak-anak berkomunikasi dengan jelas tentang tubuh mereka. Ini penting ketika mereka memberi tahu dokter atau pengasuh di mana sesuatu sakit atau gatal.
Baca Juga: Nikmati Burger, Pria Ini Nyaris Telan Sekrup Berkarat
"Ketika kita menghindari mengatakan kata-kata tersebut, kita secara tak sadar menanamkan rasa malu, sehingga bagian tersebut seakan menjadi sesuatu yang harus dihindari," ungkapnya.
Bowers menambahkan bahwa menggunakan istilah yang benar berguna dalam mengajar anak-anak cara menjaga tubuh mereka agar tetap bersih dan sehat.
2. Hindari bahasa yang lucu
Meskipun tergoda untuk menggunakan bahasa-bahasa lucu ketika berbicara dengan anak-anak kecil tentang tubuh mereka, ketahuilah ini dapat menyebabkan masalah.
“Satu masalah adalah ada begitu banyak istilah alternatif dan banyak dari mereka memiliki arti lain. Ini bisa berisiko menyebabkan anak disalahpahami oleh orang lain, terutama jika mereka telah mengalami sentuhan yang tidak aman ke bagian tubuh mereka dan perlu melaporkannya," kata Carnagey.
3. Kenalkan otonomi tubuh dalam situasi sehari-hari
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan