Christian Templin mengatakan bahwa dirinya telah menemukan hubungan antara perubahan aktivitas fungsional wilayah otak tertentu dengan sindrom patah hati.
"Stres emosional dan fisik sangat terkait dengan sindrom patah hati. Dan kami memiliki hipotesia bahwa stimulasi berlebihan di sistem saraf otonom dapat menyebabkan kejadian sindrom patah hati," ujar Christian Templin.
Namun, para peneliti tidak dapat menentukan apakah penurunan komunikasi antara otak dan jantung adalah penyebab sindrom patah hati atau sebaliknya, karena mereka tidak memiliki scan MRI dari otak pasien pada saat mereka mengembangkan kondisi tadi.
"Hasil kami menunjukkan bahwa studi tambahan harus dilakukan untuk menentukan apakah ini merupakan hubungan sebab-akibat," ujar Dr. Jelena Ghadri, rekan peneliti senior di Rumah Sakit Universitas Zurich dan rekan penulis studi ini.
Gejala sindrom patah hati sendiri meliputi nyeri dada dan sesak napas mirip dengan serangan jantung. Biasanya penyakit ini disebabkan oleh kejadian yang memicu stres berat pada pasien.
"Ketika Anda mengalami penyakit itu, takotsubo cardiomyopathy atau sindrom patah hati, maka hormon stres yang Anda rasakan di kepala dilepaskan ke dalam tubuh sehingga menyebabkan jantung terpana, sampai terlihat seperti serangan jantung," ujar dr. Suzanne Steinbaum, seorang ahli jantung.
Banyak orang pulih dengan cepat dari sindrom patah hati, meskipun dalam beberapa kasus juga dapat mematikan. Suzanne Steinbaum merekomendasikan siapa pun yang mengalami gejala seperti sesak napas, nyeri dada, atau jantung berdebar untuk segera pergi ke dokter.
Sindrom patah hati lebih erat kaitannya dengan peristiwa menyedihkan seperti kematian orang yang dicintai atau kehilangan pekerjaan, akan tetapi peristiwa yang sangat membahagiakan seperti pernikahan atau memenangkan banyak uang juga bisa memicu kondisi ini. Jadi, tetaplah waspada.
Baca Juga: Luna Maya Murung di Pesawat, Warganet Baca Maknanya Begini...
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Stop Jilat Bibir! Ini 6 Rahasia Ampuh Atasi Bibir Kering Menurut Dokter
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan