Suara.com - Waspada, Rabies Sulit Terdeteksi Melalui Pemeriksaan Darah
Rabies menyerang sistem saraf pada manusia dan hewan berdarah panas (anjing, kucing, kera) yang disebabkan oleh virus rabies. Virus ditularkan melalui air liur hewan penderita rabies melalui gigitan atau luka terbuka.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan virus rabies sulit dideteksi melalui pemeriksaan darah. Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari gigitan hewan pembawa rabies.
“Masyarakat harus waspada terhadap gigitan anjing gila karena virus rabies yang ditularkan berjalan melalui sistem saraf, sehingga tidak terdeteksi melalui pemeriksaan darah. Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa mendiagnosa dini sebelum muncul gejala klinis rabies,” katanya, dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com.
Gejala klinis akan muncul setelah virus rabies mencapai susunan saraf pusat dan menginfeksi seluruh neuron terutama di sel-sel limbik, hipotalamus dan batang otak.
Penyakit rabies bersifat fatal, dr. Nadia menambahkan apabila seseorang menderita rabies telah menunjukan tanda klinis, seperti gejala radang otak akut (encephalitis) yang diikuti hiperaktifitas, kejang, atau kelumpuhan (paresis/paralisis), dan terjadi koma, biasanya meninggal karena gagal pernafasan pada hari ke 7- 10 sejak timbul gejala pertama (onset).
Sementara itu, tanda rabies pada hewan sangat bervariasi, antara lain adanya perubahan tingkah laku seperti mencari tempat yang dingin dan menyendiri, agresif atau menggigit benda-benda yang bergerak termasuk terhadap pemilik, pica (memakan benda-benda yang tidak seharusnya menjadi makanannya), hiperseksual, mengeluarkan air liur berlebihan, inkoordinasi, kejang-kejang, paralisis/lumpuh dan akan mati dalam waktu 14 hari, namun umumnya mati pada 2-5 hari setelah tanda-tanda tersebut terlihat.
“Kasus rabies selalu berakhir dengan kematian baik pada hewan maupun manusia. Kondisi ini mengakibatkan timbulnya rasa takut dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat,” ucap dr. Nadia.
dr. Nadia menegaskan masyarakat juga harus mengetahui cara penularan rabies. Ia menjelaskan rabies ditularkan melalui gigitan dan non gigitan (goresan, cakaran atau jilatan pada kulit terbuka/ mukosa) oleh hewan yang terinfeksi virus rabies.
Baca Juga: Bingung Pilih Baju Wawancara Kerja, Simak Tips Anna Wintour Ini
Virus rabies akan masuk ke dalam tubuh hewan dan manusia melalui kulit yang terbuka atau mukosa namun tidak dapat masuk melalui kulit yang utuh. Kemudian virus rabies bereplikasi dan menjalar dari susunan syaraf perifer ke susunan syaraf pusat.
“Di sinilah pentingnya kewaspadaan kita terhadap anjing rabies atau hewan lain pembawa rabies. Karena rabies berdampak fatal pada manusia,” tandas dr. Nadia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa