Suara.com - Pasutri asal Tasikmalaya, Jawa Barat, ditahan aparat kepolisian akibat telah membuat resah warga.
Pasangan berinisial LA dan ES sengaja mempertontonkan adegan ranjang secara langsung pada anak dengan usia maksimal 12 tahun.
Tidak hanya itu saja, mereka juga meminta bayaran Rp5 ribu setiap tontonan.
“Kami menerima laporan itu, setelah sejumlah anak mengadu ke guru ngaji di kampung tempat pasutri itu. Ternyata, pasutri itu sudah mempertontonkan adegan tak senonoh secara live dan berbayar kepada anak-anak sejak lama, sejak bulan Ramadan,” kata Ketua KPAI Tasikmalaya Ato Rinanto, Selasa (18/6/2019).
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, pasutri itu menawarkan menonton mereka bercinta kepada anak-anak pada malam hari.
“Sedikitnya 7 anak yang mayoritas masih duduk di bangku SD menjadi korban perilaku menyimpang pasutri itu. Lebih dari sekali mereka mempertontonkan hal itu,” tukasnya.
Terkait dengan hal ini, tentu saja akan ada dampak pada anak-anak kecil yang menonton adegan hubungan seksual tersebut.
Melansir Psychology Today, paparan dini tentang konten seksual memiliki dampak mendalam pada nilai-nilai, sikap dan perilaku anak-anak terhadap seks dan hubungan.
Berdasarkan penelitian dari University of Buckingham, menonton pornografi di usia muda membuat anak-anak lebih mungkin untuk melakukan hubungan seks lebih awal dan menerapkan kebiasaan seksual yang tidak sehat di masa depan.
Baca Juga: Bagaimana Menyelamatkan Generasi Muda yang Terkungkung Pornografi?
"Studi kami meneliti bagaimana paparan materi eksplisit seksual, yang didefinisikan sebagai media apa pun yang menggambarkan perilaku seksual tanpa sensor, dapat memengaruhi adopsi perilaku seksual yang berisiko," tutur Elysia Walker, salah satu penulis penelitian ini.
"Perilaku seksual berisiko didefinisikan sebagai perilaku yang menempatkan orang pada risiko tinggi tertular infeksi menular seksual," sambungnya.
Penelitian ini melibatkan 73 orang dewasa berusia 18-25 dari Inggris, yang diminta untuk menjawab kuesioner online tentang kebiasaan menonton pornografi dan perilaku seksual mereka.
Rerata, paparan pronografi dimulai pada usia 12 tahun, dengan inisiasi perilaku seksual dimulai sekitar satu tahun kemudian.
Meski tidak semua anak yang terekspos konten seksual di usia dini mengidap masalah gangguan kesehatan mental, tetapi penelitian menunjukkan mereka berisiko kecanduan seks dan gangguan keintiman lainnya.
Berita Terkait
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri
-
Relate Banget! Video Suami Cari Kunci Motor Ini Gambarkan Realita Rumah Tangga Sesungguhnya
-
Kalahkan Google, Kini Onlyfans Jadi Perusahaan Paling Untung di Dunia Berdasarkan Gaji Karyawan
-
Sekap Pasutri Bak Hewan, Pemerasnya Pakai Nopol Dinas Palsu, Seragam Polisi hingga Airsoft Gun
-
Disekap dan Disiksa Seperti Hewan, Begini Kisah Mengerikan Korban Modus COD Mobil di Tangsel
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara