Suara.com - Pernahkah merasakan berdiri di luar ruangan dengan seorang teman tetapi Anda yang lebih banyak digigit nyamuk daripada teman Anda?
Kemungkinan, Anda mempunyai 'daya magnet' bagi nyamuk untuk lebih memilih Anda daripada yang lain.
Sebuah studi menemukan, orang dengan golongan darah O lebih menarik bagi nyamuk daripada golongan darah lainnya, baik A, B maupun AB.
Dalam sebuah studi dari Perpustakaan Kedokteran Nasional AS, nyamuk mendarat pada orang dengan darah tipe O dua kali lebih banyak daripada orang dengan darah tipe A.
Orang dengan darah tipe AB paling sedikit digigit, sementara orang dengan darah tipe B menduduki peringkat 3 sebelum AB, melansir ABC13.com.
Tetapi, golongan darah bukan satu-satunya faktor yang berkaitan dengan nyamuk. Metabolisme dan genetika juga berperan.
Zat di dalam keringat ternyata juga dapat menarik perhatian nyamuk daripada orang yang tidak berkeringat.
"Zat, seperti amonia dan asam laktat, yang ditemukan dalam keringat diketahui menarik nyamuk," kata Dr. Baumann-Blackmore, MD, UnityPoint Health.
“Orang dengan suhu tubuh lebih tinggi, karena faktor genetika, olahraga, demam atau kehamilan, juga menarik mereka. Mengenakan pakaian hitam, biru tua atau merah juga bisa membuat Anda menjadi magnet nyamuk," sambungnya, dikutip dari Unitypoint.org.
Baca Juga: Nyamuk Lebih Tertarik pada Orang Dewasa daripada Anak Kecil, Mengapa?
Satu studi bahkan menunjukkan bahwa nyamuk tertarik pada orang yang minum minuman beralkohol dan ini terlepas dari faktor-faktor di atas.
Untuk menghindarinya, Anda dapat menggunakan obat anti-nyamuk. tetapi tidak semuanya berhasil.
Menurut American Mosquito Control Association, obat anti-nyamuk yang mengandung DEET tetap merupakan bentuk pencegahan yang paling direkomendasikan.
''Saya merekomendasikan produk yang mengandung 10-30 persen DEET. Obat anti-nyamuk ini dapat digunakan pada anak usia 2 bulan ke atas. Produk dengan DEET 10 persen memberikan perlindungan selama sekitar dua jam, sementara 30 persen produk bertahan hingga lima jam. Anti-nyamuk lain dengan bahan aktif picaridin juga efektif," jelas Dr. Baumann-Blackmore.
Berita Terkait
- 
            
              Nyamuk Ditemukan di Islandia, Pertanda Iklim Global Kian Menghangat
 - 
            
              Bukan Singa atau Hiu, Ternyata Ini 5 'Pembunuh' Paling Efektif di Dunia Hewan
 - 
            
              Saat Suhu Bumi Naik, Nyamuk pun Berpesta: Awas Ancaman 'Ledakan' Demam Berdarah
 - 
            
              Apa Hukum Membunuh Nyamuk dalam Islam? Ini Penjelasannya
 - 
            
              7 Cara Agar Rumah Bebas Nyamuk: Tips Praktis yang Ampuh dan Alami
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara